The Seer Of Possibilities

6K 201 21
                                    

Terkadang, mahluk yang bukan dari dunia ini punya cara menarik untuk mencoba berhubungan dengan kita. Mereka bisa menggunakan Papan Ouija, hadir dalam mimpi, atau kadang mereka berbicara lewat orang lain. Masing-masing punya cara sendiri sesuai dengan yang mereka anggap paling efektif. Mahluk ini, yang berhubungan dengan Jack, berkomunikasi lewat komputernya, atau boleh dikatakan bahwa komunikasi ini lewat teks yang muncul dalam layar. Pertama kali hal ini terjadi, Jack sedang duduk menghadap komputer, bermain Solitaire. Lampu merah dari router berkedip menandakan koneksi internet bermasalah lagi. Hal tersebut nyaris merupakan kejadian wajib mingguan, dan Jack nyaris terbiasa dengan masalah internet itu. Saat sedang memindahkan kartu-kartu, layar berubah menjadi hitam sepenuhnya dan teks berwarna merah muncul kemudian.

“Hai Jack, aku butuh bantuanmu. Kau orang spesial -yang aku tahu- akan membantuku. Aku tidak bisa mengajukan hal ini ke sembarang orang. Aku benar-benar butuh bantuanmu.”

Jack terdiam beberapa saat. Lampu router masih terus berkedip. 

“Kejahilan model baru?” pikirnya penasaran bercampur bingung.

Beberapa saat kemudian, pesan itu berlanjut, “ya Jack, aku tahu hal ini aneh. Tapi aku tak ingin kau khawatir. Hanya pertolongan kecil dan sangat gampang. Aku bisa yakinkan kau akan mendapat upah.”

Dengan rasa panik yang tak bisa dibendung, Jack menyambar dan menarik kabel internet seluruhnya dari dinding.

“Aku masih di sini, Jack. Aku tak ingin membuang waktumu lebih banyak, jadi aku akan langsung mengatakan apa yang kubutuhkan. Besok, saat kau pergi ke kantor, aku ingin kau menggeser pot besar di dekat lift. Kau hanya perlu menggesernya sejauh tiga inchi saja dari dinding. Jika kau melakukannya tepat pada pukul 8.17 pagi, tidak ada satu orang pun yang akan memergoki.”

Jack hanya bisa duduk, menolak untuk merespon, masih berusaha mencerna apa yang sebenaranya tengah terjadi.

Tulisan itu berlanjut, “begini Jack, aku minta bantuanmu sebab aku TAHU benar kau akan melakukannya. Kau tak akan mengecewakanku. Kau orang yang spesial. Kita akan berbincang lagi besok.”

Jack memutus sumber daya sepenuhnya dan komputernya mati. 

“Yang barusan benar-benar terjadi, kan?” pikirnya.

Masih gemetar oleh peristiwa sebelumnya, dia mandi air hangat dan beranjak tidur setelahnya. Apapun itu, dia mencoba meyakinkan diri bahwa hal tersebut hanyalah mimpi konyol atau semacam guyonan tak lucu yang dilancarkan orang kurang kerjaan. Namun siapa yang mau membuang waktunya demi dia? Jack tidak punya teman, atau musuh.

Dia bangun keesokan pagi dan merasa sangat segar. Rutinitas kantor dimulai pukul 8:30 dan Jack tak pernah terlambat. Dia sampai di tempat parkir pukul 8:10. Normalnya dia akan langsung masuk, namun pesan itu mengatakan agar dia harus menggeser pot pada pukul 8:17. Apakah dia akan melakukannya? Semalaman, rasa takut Jack berubah menjadi keingintahuan. Jika dia menggeser pot itu, dia tidak melakukan hal salah atau illegal, bukan? Dalam pikiran Jack, satu-satunya aksi yang bisa ia lakukan untuk mengobati rasa penasarannya adalah dengan menggeser pot itu. dia akan melakukannya, tak ada apapun yang akan terjadi, dan dia akan melupakan segala kesintingan itu setelahnya. Satu menit sebelum pukul 8:17 Jack meninggalkan mobil dan berjalan menuju gedung kantornya. Dia sampai pada serambi tepat di saat yang telah ditentukan. Pesan itu benar, tidak ada seorang pun yang ada di tempat itu.

“Aneh,” pikir jack. Biasanya gedung akan terlihat ramai dengan kesibukan masing-masing penghuninya pada jam seperti itu, namun kali ini gedung sangat lengang dan benar-benar tepat sesuai prediksi.

“Baiklah! Kita lihat apa yang bakal terjadi,” gumamnya.

Dia berjalan menuju pot tanaman besar yang diletakkan di antara dua lift di lobi gedung berlantai sepuluh itu. Tanaman tersebut nampak bukan asli, orang-orang melewatinya tiap hari dengan abai. Pot itu ternyata jauh lebih berat dari perkiraan Jack. Cukup banyak tenaga yang ia keluarkan untuk mendorong pot itu sejauh tiga inchi yang bisa ia perkirakan. Dia kembali berdiri dan menatap pot tanaman itu, dan mengedarkan pandangan ke seluruh lobi. Orang-orang mulai berdatangan dan lobi mulai terasa penuh kembali. Tak satu orang pun yang nampaknya memperhatikan bahwa pot telah sedikit berubah tempat, semuanya nampak tak ada perbedaan sama sekali. Jack tidak naik lift berikutnya dan menunggu, menunggu demi … sesuatu. Namun tak ada apapun yang terjadi. Akhirnya Jack masuk lift dan sampai pada lantai tujuh -menuju kubus kerjanya- tepat waktu seperti biasa. 

Original Horror Stories (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang