Rival 25

15.9K 1.7K 59
                                    

"Besok lagi aja. Apa? Mau protes! Salahin abang lo yang ngeselin." Haechan sedang berteleponan dengan Jeno sambil tiduran di ranjang. Membicarakan masalah waktu Haechan pulang, tidak jadi kerjakan tugas bersama Jeno.

"Lo kan bisa ke kamar gue aja, Chan ga usah segala pulang! Lo yang minta sekarang tapi lo juga yang batalin! Kalo gitu mah gue weekend sama Nana aja."

"Bodo amat! Pokoknya besok kita kerjain. Jangan di rumah lo, di rumah gue aja. Mae sama daddy betah banget nginep di kantor."

"Sabar ya mbul. Perusahaan om John bentar lagi pasti bakal membaik ko."

"Semoga. Eh itu Jen, a-abang lo sama cewek tadi bukan pacaran kan ya?" pertanyaan yang sangat Haechan ingin tanyakan pada Jeno. Haechan terus kepikiran kalau Mina itu pacar Mark atau bukan. Taeyong bilang temen nya, tapi Mark ngaku pacarnya. Jadi yang bener yang mana?

"Kalo pacar emang kenapa? Lo cemburu ya?"

Haechan salah tingkah, "kaga lah! Ngapain gue cemburu, cih."

"Jangan munafik udah. Lagian lo sama bang Mark cocok banget."

"Apaan si Jen! Ga jelas banget. Tinggal jawab cewek itu siapanya si Mark, ribet lo!"

Disana Jeno menertawakan Haechan. Cemburu tapi menyangkalnya terus, dasar Haechan.

"Gue ga tau. Tanya sendiri sono."

"Mark bilang dia pacarnya." Haechan gigit bibir bawahnya. Haechan merasa tidak suka jika perempuan itu pacar Mark, bukan teman seperti Taeyong katakan.

"Mungkin tem..."

"Jen, nanti lagi ya. Gue di panggil mae nih, bye." Haechan mematikan telpon dan melempar ponselnya, karna Ten memanggil dirinya di bawah sana.

"HAECHAN SINI." Ten sekali lagi berteriak.

Haechan buru-buru keluar dari kamarnya dan menuruni tangga.

Ten dan Johnny baru pulang menit yang lalu. Jam menunjuk pukul 8 malam.

"Kenapa si mae? Teriak-teriak gitu." Haechan cemberut dan duduk di sofa ruang tengah.

Di sofa ada Johnny dan Ten yang sudah berganti baju dengan yang lebih santai.

"Daddy tidak mau berbasa basi, jadi apa jawaban kamu, bear?"

Ah, Haechan ingat tentang jawaban yang Johnny beri waktu 2 hari. Sekarang sudah 2 hari, waktunya Haechan beri jawaban yang tepat pada orang tuanya.

Haechan melihat ke Ten yang menatapnya penuh harap lalu ke Johnny yang tersenyum lembut. Lalu Haechan menarik dan membuang nafasnya pelan.

Jawaban Haechan mungkin sudah tepat.

"Ya, aku mau," ucap Haechan seperti bisikan kalau telinga Johnny dan Ten tidak tajam mungkin keduanya tidak mendengar.

Ten dan Johnny lantas tersenyum lebar dan pindah duduk di dekat Haechan, lalu memeluk nya erat.

"Daddy tau, kamu pasti nerima nya."

"Terimakasih sayang. Kamu ga usah takut soal ke depannya, karna Mark itu pria yang tepat buat kamu."

Tatapan Haechan berubah sendu saat terpikir dengan perempuan yang ia tidak tahu teman atau pacarnya Mark.

"Kalo Mark pilihan terbaik bagi dad dan mae buat aku, aku coba nerimanya."

Perasaan nya campur aduk. Antara senang, takut, ragu. Haechan tidak tahu kenapa bisa senang dengan jawaban nya. Dan jantungnya berdebar-debar.

"Setelah kamu lulus, pertunangan langsung di lakukan," ucap Johnny.

Rival [Markhyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang