49. Cinta yang Berlebihan

9.1K 1.3K 162
                                    

Setelah menyetujui kesepakatan dengan Donghae, Jisung memiliki waktu dua hari untuk bersiap-siap. Segala hal, seperti paspor, sudah disiapkan oleh Donghae. Jisung hanya perlu pulang ke rumah dan memasukkan pakaian mereka ke dalam koper.

Jaemin tidak mengetahui tentang Jisung dan Haechan yang akan pergi ke Jepang. Lelaki itu hanya duduk di samping ranjang Haechan atas permintaan Jisung. Dia tidak tahu kemana Jisung pergi sekarang. Anak itu hanya berkata padanya bahwa dia ingin bertemu seseorang.

Jaemin menebak, orang yang akan ditemui oleh Jisung adalah bocah Cina yang memiliki kulit seputih cat dinding di rumahnya. Jisung tidak memiliki banyak teman dan saat ini, Chenle adalah teman terdekat Jisung.

Tidak.

Bukan hanya teman terdekat, tapi Chenle adalah kekasih Jisung.

Jaemin tidak ingin terlalu banyak ikut campur urusan Jisung. Jaemin telah berpikir ulang. Semua kejadian yang terjadi pada Haechan, juga berawal dari dirinya yang membiarkan sahabatnya bertemu Haechan. Meskipun Jaemin tahu mereka telah bertemu sebelumnya, tapi Jaemin juga ikut mengenalkan Mark pada Haechan.

Jaemin, juga membantu Mark dalam mendekati Haechan. Itu dia lakukan juga agar Mark merestui dia bersama Jisung.

Namun, Jaemin tidak pernah menyangka. Sahabat yang telah lama dia kenal, berubah menjadi orang yang mengerikan. Dia baru tahu jika Mark memiliki kepribadian ganda. Jaemin ingin memberitahu Jisung, jika Mark memang ayah kandungnya, tapi di saat yang bersamaan, Jaemin tidak ingin memperumit keadaan.

Haechan masih belum sadar dan Jisung tiba-tiba menjadi lebih pendiam dari dia yang biasanya. Jaemin takut kembali mengambil langkah yang salah. Sejujurnya, Jaemin menyesal telah membocorkan rahasia Chenle pada Jisung, tapi di satu sisi, dia juga tidak ingin Chenle mendapatkan Jisung dengan cara yang salah. Jisung itu baik dan polos. Selama ini, Jaemin menjaga hal itu dari Jisung. Dia tidak ingin Jisung berubah dan tetap menjadi dirinya sendiri.

Langit yang semula cerah, seketika berubah menjadi gelap. Cahaya matahari tertutupi oleh awan hitam yang dihembus oleh angin. Bersiap untuk menurunkan air yang akan membasahi tanah.

Orang-orang banyak berhenti di halte bus. Beberapa orang yang lain, tetap berjalan di bawah rintik hujan yang semakin lama semakin deras.

Jisung baru kembali dari rumahnya. Pakaian yang akan dia bawa tidak terlalu banyak karena sebelumnya, Donghae menghubunginya dan mengatakan untuk tidak terlalu banyak membawa barang. Donghae akan menyiapkan semua kebutuhan Haechan dan Jisung selama di Jepang.

Jisung tidak membantah ataupun menolak. Jisung menerima apapun yang Donghae katakan. Selama itu memberikan hal yang baik untuknya.

Hujan semakin deras dan Jisung beruntung karena telah tiba terlebih dahulu di rumah sakit. Pundaknya sedikit basah terkena rintik hujan. Dia mengibas rambutnya, agar embun air yang terbentuk di rambutnya menghilang.

Dering ponsel Jisung terdengar. Dia meraba saku celananya dan mendapati nama Renjun, tertera di layar ponselnya.

"Halo?"

Jisung menggeser tombol panggilan dan menjawab seseorang di seberang sana, meski sejujurnya, Jisung sedang merasa malas bertemu atau berbicara dengan Renjun.

Akan tetapi, Renjun terus memohon pada Jisung agar dia mau bertemu dengan Chenle. Anak itu sudah di luar kendali. Membanting semua hal yang ada di depan matanya.

"Ya. Aku akan ke sana."

Jisung menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Setelah mengirim pesan pada Jaemin, untuk menjaga Haechan lebih lama, dia segera pergi menuju ruangan Chenle.

The Twins' Obsession | MARKHYUCK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang