{CHAPTER 40 ~Seorang Rekan~}

398 47 2
                                    


"Itu terkecuali kau ingin menerima hukumanmu, Claryn... Kau pikir membantu seorang 'kegelapan' dalam pertarungan adalah hal yang dapat diampuni begitu saja?!"
Ujar Drake Writliz dengan penuh ancaman

.
.
.

Claryn POV

Seluruh tubuhku seakan terhenti, aku tertegun mendengar perkataan Drake Writliz. Jika dipikir-pikir, ia sedari tadi mengawasi interaksi ku dengan Leon.

'Sang kegelapan...' kuharap ia tidak mengetahui apapun mengenai interaksi ku dengan Ilusi saat berada di Larkhvia.

Beberapa pikiran buruk serta kemungkinan terburuk terbesit di dalam kepalaku.

"Sial kau!"
Umpatku tidak terima saat mengingat bahwa Drake Writliz tidak lagi sepenuhnya berada di pihakku.

Tidak hanya itu, perlahan rasa dingin menyelimuti tanganku, ini hampir sama saat aku tidak bisa mengendalikan Eviezt ku di depan Kelly dan Marien.


Selama ini... Drake Writliz telah merencanakan nya...

Ia berniat untuk menjauhkan ku dari orang-orang terdekat ku... Ia akan membuatku seakan-akan menjadi ancaman bagi mereka...

"Sekarang bagaimana... Claryn? Kau akan kehilangan nyawamu sebelum melarikan diri, atau tetap diam dan mengikuti rencana kami?"
Lagi-lagi Drake Writliz kembali berbicara dengan nada yang cukup serius.

Sempat tidak ada jawaban dariku, aku hampir memutuskan untuk mati dengan konyol dengan tidak memilih pilihan apapun. Rasanya ini akan menjadi sebuah kisah komedi jika nyawaku berakhir di tangan rekanku sendiri.

Kulihat Evan sejenak, tatapannya mengisyaratkan bahwa memilih untuk kehilangan nyawa bukanlah hal tepat saat ini.

"Jika bukan karena aku ingin kembali ke kehidupan nyataku, aku tidak akan melakukan semua ini!"
Pada akhirnya aku mulai kehabisan rencana. Drake Writliz benar-benar memojokkan ku dengan semua pilihan yang ia berikan padaku.

"Pilihan yang tepat, seperti biasanya Claryn..."
Ujar Drake Writliz sebelum akhirnya ia melepas sihirnya dariku.

Perlahan kurasakan rasa sakit itu memudar, kemudian meninggalkan sebuah ukiran di leherku.

Sejenak ku pegang ukiran itu, tanganku seakan terbakar saat menyentuhnya.

'Simbol Viccult'
Batinku dengan yakin saat melihat simbol itu dengan jelas di pantulan kristal es.

"Yang benar saja... Aku bahkan sudah berjanji pada hal yang tidak masuk akal ini."
Gumamku pelan, berusaha untuk menyembunyikan ukiran yang ada di leherku.

Bagaimanapun, janji akan menjadi kekal jika aku tidak segera menepati nya. Dan jika hal itu terjadi, lagi-lagi rasa sakit akan kurasakan.

'Tenang Claryn... Kau akan keluar dari masalah ini cepat atau lambat. Dan saat itu terjadi, kau dapat menjadi dirimu sendiri...'
Aku mencoba menasihati diriku sendiri, seperti yang banyak orang lakukan sebelumnya.

Aku kemudian memutuskan untuk memakai kembali jubahku. Jubah hitam yang kini menjadi sedikit putih akibat terkena salju.

Dengan pikiran baru, aku memutuskan untuk menyusul langkah Evan.

.
.
.

Langkah kami terhenti saat menemui sebuah gua berdiri dengan kokoh di hadapan kami.

Gua ini tampak seperti jalan buntu, namun kurasa ini tidak berlaku pada pemikiran Evan dan Drake Writliz.

Kulihat Evan dengan cermat mengamati setiap inci dari gua tersebut. Ia tampak mencari sebuah celah, yang memungkinkan bagi kami untuk memasuki gua tersebut.

The Magical Academy [On Going]Where stories live. Discover now