15 November 2021
.
.
.
Mentari mulai menuju ke ufuk barat, panas menyengat kini berganti dengan cahaya sejuk. Derap kaki mulai terdengar terus menerus di telinga Kinan. Jam kerja sudah selesai, saatnya para karyawan untuk bergegas pulang. Termasuk juga dengan Kinan.
Kini Kinan sedang membereskan berkas dan beberapa alat digital yang berada diatas mejanya. Kinan meraih tasnya setelah membereskan itu semua. Kinan menghampiri meja Bella dan Lisa, mereka akan pulang bersama hari ini dengan menaiki bus kota.
Hubungan ketiganya sudah membaik dua hari yang lalu, ketika Kinan datang dengan meminta maaf. Kinan menceritakan mengapa dirinya terus bersama dengan Jeje waktu itu. Kinan menceritakan sedetail mungkin, tanpa ada secuil kebohongan.
Waktu itu, Kinan sangat terpaksa melakukan hal itu. Terpaksa karena demi kebaikan hidupnya. Kinan menyuruh Jeje untuk menjauhinya, dia tidak mau lagi berurusan dengan Jeje, laki-laki buaya itu. Namun, Jeje enggan untuk melupakan dan menjauhi Kinan. Dengan saling berdebat, akhirnya Jeje memutuskan akan melakukan apa yang diminta oleh Kinan dengan beberapa syarat.
Salah satunya yaitu makan siang bersama dan pulang bersama.Syarat yang diajukan oleh Jeje tentu saja ditolak mentah oleh Kinan. Bagaimana bisa dia yang sudah digosipkan dengan anak bos harus mendapat gosip lagi dengan rekan kerja. Bisa-bisa beban hidupnya akan bertambah berlipat ganda.
Namun, Kinan berpikir jauh untuk kedepannya. Dia tidak ingin terus bersama dengan Jeje, bahkan diikuti oleh Jeje. Dengan segala keterpaksaan, Kinan menyetujui persyaratan Jeje. Dan itulah yang terjadi, dimana dia harus menjauhi teman-teman dalam melakoni perannya.
"Ayo pulang, keburu nggak ada bus nanti." Kinan berdiri dengan wajah mendesak.
Bella yang masih dengan komputernya, menjawab. "Bentar dong, Na. Bus juga nggak cuma satu, banyak. Kalau nggak ada bus masih ada taksi."
"Pengen naik bus!" Bibir tipis itu mengerut.
"Iya, Kinan pacarnya pak David!" seru Lisa menekan setiap kata yang keluar.
Tidak asing lagi bagi Bella dan Lisa jika Kinan sedang menjalani masa pendekatan. Memang inilah tujuannya, membantu David untuk bisa bersama dengan Kinan. Usaha mereka tidak sia-sia dalam memantau gerak-gerik Kinan.
Setelah kejadian itu, Bella dan Lisa semakin menggoda Kinan dengan membawa nama David. Apalagi David tidak pernah bersembunyi ketika menemui Kinan di ruangan kerja. Tentu saja, kabar burung pun tak bisa dibendung lagi. Mereka pekerja sudah menduga-duga bahwa Kinan sedang menjalani masa pendekatan dengan anak bos pabrik ini.
Kinan mendelik tajam mendengarnya. "Dih, apa sih!" sergah Kinan.
"Amin dong, Kin. Malah jutek," kata Lisa menepuk pantat milik Kinan dengan sebuah laporan tidak terpakai yang digulung.
"Nggaklah, apa sih!" seru Kinan lagi.
Lisa dan Bella saling melempar senyum jahil. Bisa dia lihat jika Kinan sedang mengalihkannya pandangannya kearah samping. Mereka yakin, Kinan sedang menyembunyikan pipi merona itu.
"Nggak usah salah tingkah juga, Kin. Katanya nggak, tapi gerak gerik kamu tidak bisa berbohong." Senyum jahil tercetak di sudut bibir Bella. Melihat wajah Kinan yang selalu marah membuat Bella gemas untuk selalu meledeknya.
"Sok tau!" elak Kinan dengan delik mata tajam.
"Ya tau lah!" seru Bella dan Lisa secara bersamaan. Kemudian, tawa sumbang keluar dari mulut mereka menertawai Kinan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Police
FanfictionJudul Darana diganti ke Married With Police "Pak David itu galak, tapi bikin jedag-jedug ini hati!" "Kinan, aku bilang jangan panggil bapak. Panggil aku, Sayang!" "Sayang, pala lo meleduk!" David, seorang polisi berpangkat Iptu yang memiliki sif...