Part 31

179K 22.2K 1.2K
                                    

Aurel duduk di tempat duduknya dengan kasar, matanya menatap malas ke arah kursi yang ada di sebelahnya yang masih kosong kursi milik Lita. Jika tidak mengingat hari ini dia ada ulangan pasti dia akan pindah tempat duduk.

"Baru dateng lo, Liz?" Tanya Aurel melihat Lizha yang baru datang berjalan dengan santai disertai mulut yang tersumpal oleh permen kaki.

Lizha duduk di tempatnya mengeluarkan sebentar permen yang ada di mulutnya, "Yoi, gue baru dateng. Kenapa?"

Aurel mengendikkan bahunya, "Kalo lo dateng cepetan mesti lo bisa lihat drama di pagi hari."

Lizha yang mendengar hal itu pun mengeryitkan dahi, "Drama apaan?"

Aurel akan menjawabnya namun matanya menangkap keberadaan Lita yang baru masuk ke dalam kelas diiringi bisik-bisik teman sekelasnya.

"Drama P3B! Pengkhianat Polos Polos Bangsat, dijamin dramanya gak kalah keren sama ftv azab yang di ikan terbang!" Jawab Aurel sambil menaikkan ujung bibirnya menatap ke arah Lita.

Lita yang merasa disindir pun mengalihkan pandangannya dari Aurel lalu menggeser tempat duduknya sejauh yang dia bisa dari Aurel dan mendudukinya.

Lizha yang melihat Lita duduk terlalu jauh dari Aurel pun merasa bingung, dia memberi gestur bertanya pada Aurel.

Aurel yang ditanya pun mengendikkan bahu, dia memberi isyarat kalo nanti dia akan menceritakannya.

Kring..kring..kring..

Bunyi bel tanda masuk pun berbunyi sontak membuat Lizha berdecak, dia langsung menggigit permen kakinya yang masih tersisa lalu membuang tusuknya ke lacinya dengan asal.

Beberapa saat masuk guru Matematika yang tak lain dan tak bukan adalah Bu Astuti

Bu Astuti menuju meja guru yang berada di depan lalu meletakkan kertas dan buku yang dia bawa.

"Selamat pagi anak-anak!" Sapa Bu Astuti dengan semangat.

"Pagi Bu!" ucap siswa sekelas dengan serempak.

"Seperti yang ibu bilang minggu lalu, hari ini ibu akan mengadakan ulangan harian. Kalian siap?" Tanya Bu Astuti di akhir kalimatnya.

"Kalo saya bilang gak siap, ulangannya emang gak jadi Bu?" Tanya salah satu siswa yang duduk di bangku pojok belakang.

"Ya enggak dong, Adnan. Tetep ulangan, kamu pasti belum belajar kan?" Tuding Bu Astuti.

Adnan yang dituduh pun memegang dadanya, "Astagfirullah Bu As, kok tahu sih. Bu As stalker saya ya?"

Bu Astuti yang mendengar hal itu pun mendengus, "Stalker gundulmu, ibu udah tahu sifat kamu ya Adnan. Awas aja kalo ulangan kali ini nilai kamu dibawah kkm lagi."

Adnan yang diancam pun protes, "Nilainya yang dibawah kkm gak cuma saya ya Bu, hampir setengah kelas di sini nilainya di bawah kkm."

"Iya, saya juga bingung kok bisa-bisanya kalian itu jawab ulangan matematika pake tulisan aneh-aneh! Bukan nulis jawaban yang bener malah nulis 'saya gak tau jawabannya cukup ibu aja yang tahu' ada juga yang nulis 'saya sayang sama otak saya bu jadi saya gak mau buat dia mikir', astaga kalian ini. Contoh Lita ini lho yang ngerjain ulangan itu serius nilainya juga bagus," ucap Bu Astuti panjang lebar yang ujung-ujungnya membandingkan mereka dengan Lita.

"Bukan salah kita ya bu, Bu As kalo bikin soal itu gak manusiawi tau gak? Yang dipelajari apa yang keluar di soal apa. Terus bilangnya cuma 5 soal tapi gak bilang satu soal itu beranak bercucu bercicit!" Protes Adnan diangguki oleh beberapa siswa.

"Udah! Jangan banyak ngeluh, sekarang siapin kertas kosong kita mulai ulangannya. Awas jangan ada yang nyontek apalagi bawa contekan!" ucap Bu Astuti dengan nada tegasnya.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang