Part 32

178K 23.3K 1.4K
                                    

Brak!

"Saya punya buktinya, bu!"

Lizha, pelaku yang membuka pintu ruangan bu Astuti dengan kasar, wajahnya memerah dengan napas yang terengah-engah tentu saja karena dia berlari untuk sampai ke ruangan bu Astuti dengan cepat dan untung saja dia tidak terlambat.

Lizha berdehem pelan merapikan rambutnya di atas bahunya yang sedikit berantakan karena berlari tadi, lalu berjalan menuju bangku di sebelah Aurel. Tangannya yang membawa laptop dan buku dia letakkan di atas meja bu Astuti kemudian duduk di samping Aurel.

Bu Astuti yang melihat Lizha yang berada di depannya pun mengeryitkan dahi, "Bukti apa yang kamu punya?"

"Sebelumnya, maaf Bu As saya boleh pinjam kertas contekannya bu?" Tanya Lizha terlebih dahulu.

Bu Astuti yang mendengar itu menyerahkan lipatan kertas contekan yang dia temukan.

Lizha berterima kasih lalu mengambil lipatan kertas contekan itu dan membukanya lebar. Dia juga mengambil buku yang dia bawa lalu membukanya, Aurel yang familiar dengan buku itu tentu saja bingung untuk apa bukunya di bawa-bawa.

Lizha menyandingkan buku milik Aurel dan kertas contekan yang ditemukan terlihat tulisannya begitu berbeda jauh.

"Ini buku milik Aurel bu! Ibu bisa liatkan tulisan Aurel yang mirip cakaran ayam ini beda jauh sama tulisan yang ada di contekan yang keliatan lebih rapi dan bagus, bu! Kalo di logika gak mungkin tulisan Aurel bisa berubah jadi bagus kayak gitu bu! Menurut saya ada yang berusaha memfitnah Aurel!" Jelas Lizha.

Aurel yang mendengar ucapan Lizha yang mengatakan tulisannya seperti cakaran ayam pun tak bisa marah karena itu benar adanya, dia bukan cewek yang bisa menulis dengan rapi apalagi meluangkan waktunya untuk menulis estetik.

Terlebih Lita cukup cerdik, tulisan itu juga bukan tulisannya. Ternyata dia merubah tulisannya agar tidak ada yang menuduhnya.

Aurel akan melihat bagaimana Lizha akan membuktikan dirinya tak bersalah.

Bu Astuti yang melihat itu pun tertegun benar saja selama ini dia melihat tulisan Aurel memang membutuhkan ketelitian tingkat tinggi untuk membacanya. Tapi siapa yang memfitnah Aurel?

"Kalo Bu As gak percaya, saya punya bukti lainnya," ucap Lizha membuka laptop yang dia bawa lalu mengotak-atik sebentar.

Lizha mengarahkan laptopnya menghadap ke arah Bu As.

"Ini rekaman cctv kamar milik Aurel Bu! Ibu bisa liatkan Aurel yang belajar keras demi ulangan hari ini!" Jelas Lizha memutar rekaman cctv yang memperlihatkan Aurel yang sedang belajar serius.

Aurel yang melihat itu pun kaget bagaimana bisa rekaman cctv di kamarnya diperoleh dengan mudah oleh Lizha untung saja rekaman itu tak memperlihatkan Gevan yang ada di kamarnya.

"Kalo ibu masih gak percaya, Bu As bisa ngasih ujian ulang buat buktiin kalo saya gak bersalah!" ucap Aurel dengan yakin.

Lizha yang mendengar ucapan Aurel pun tersenyum puas, dia mengangguk menyetujui ucapan Aurel.

Bu Astuti yang melihat bukti-bukti yang dibawa oleh Lizha pun percaya apalagi melihat kesungguhan Aurel.

"Baik! Ibu percaya sama kamu Aurel! Tapi ibu akan memberi ujian ulang buat kamu! Nanti pulang sekolah kamu ke ruangan ibu ngerjain ujiannya di sini," ucap Bu Astuti final.

Membuat senyum merekah muncul di bibir Aurel dan Lizha. Lizha menyodorkan tangannya pada Aurel, Aurel yang melihat itu pun menyambutnya mereka melakukan high five.

"Tapi siapa yang memfitnah Aurel?" Tanya Bu Astuti.

Aurel dan Lizha yang mendengar hal itu saling bertatapan.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang