ᴡᴇɪʀᴅ ᴍᴀɴ [ʟᴏᴏᴋsɪᴍ] Discontinued⚠️

Prahara Si Anak Pindahan

"woah, gila, tampan sekalii!"

"benar-benar tinggi!"

"artis kah?"

"selebgram?"

"fiks, jodohku!"

"najis, ngaca ya anjir, dia itu pacar ku!"

"kya! Manis sekali!"

Semua mata kini terfokus kepada laki laki yang kini tengah berdiri di depan kelas.

Bisikan-bisikan dan ucapan ucapan kagum memenuhi kelas. Walaupun lebih didominasi dengan suara perempuan sih.

Dengan tas yang tersampir di bahu kirinya [m/n] menatap suasana kelas dengan dingin sebelum dirinya tersenyum manis hingga membuat kedua matanya tertutup.

"kyaaaaa!"

"ganteng bangettt!"

"urgh, jantung ku!"

Tiba-tiba suasana bertambah ricuh setelah, [m/n] tersenyum. Dan pak guru yang dari tadi menyimak diam diam menghela nafas lelah, sebelum dirinya berusaha menenangkan kelas.

"ya semuanya kita kedatangan murid baru"

"kau, kenalkan dirimu!" tunjuk pak guru berusia sekitar 40-an (mungkin?) kepada [m/n].

[m/n] Sedikit tersentak sebelum kembali memperkenalkan diri di hadapan kelas.

"ah- [m/n], namaku [m/n], salam kenal semuanya, semoga kita dapat berteman dengan baik, dan Mohon bantuan untuk kedepannya ya, semua"

"kyaaaa, tampan!"

"ayo duduk disini dengan ku!"

Suara perempuan kembali mengintrupsi, dan lagi lagi pak guru harus kembali menenangkan suasana di dalam kelas.

"sudah, sudah, tenang!, kalian berteman baiklah dengan [m/n], dia ini baru di korea, dia ini orang Jepang jadi kalau ada kesulitan dalam berbicara tolong maklumi lah dia"

"dan kau [m/n], duduklah di sebelah jay"

"baik pak!" [m/n] menghentakan kakinya, dan memberi sikap hormat kepada pak guru layaknya tentara kepada jenderal nya.

Matanya melirik ke seluruh kelas, mencari keberadaan orang yang tadi disebut oleh pak guru.

Matanya menggerling ke kanan dan kekiri, guna mencari orang tersebut, sebelum iris kelam nya terhenti dan terfokus ke pada salah seorang siswa berambut kuning dengan poni ynag menutupi sebagian wajah nya.

'Gotcha!' kaki jenjang nya berjalan menuju si pria, dengan tas yang masih setia tersampir di pundak kiri nya.

Sebelum duduk di bangkunya, mata kelam [m/n] tak sengaja bersitatap dengan pemilik iris hitam. Senyum manis kembali ia munculkan, sembari menunduk sebentar guna terlihat sopan, sebelum dirinya kembali melanjutkan berjalan ke arah bangkunya.