Rival 48

18.5K 1.6K 112
                                    

Mark tidak tahan ingin berduaan sama Haechan, jadi sewaktu Koeun mau buat teh sendiri sampai lupa tidak beritahu dimana letak dapur. Biarkan saja, paling nanti Koeun mencarinya sendiri.

Mark masuk ke kamarnya dan melihat Haechan tengah berbaring tengkurap memakai hoodie kebesaran hanya sebatas paha saja. Tapi tunggu, itu hoodie nya bukan?

"Haechan."

Haechan asik main game di ponselnya noleh ke Mark, lalu ganti posisi tidurnya jadi duduk bersila.

"Apa?!" galaknya.

Mark jadi salah fokus ke paha Haechan yang terangkat ke atas.

Mulus, jadi ingin Mark pegang. Ah, sadar Mark, kamu sudah berjanji pada diri sendiri tidak akan lagi menyentuh Haechan seincipun.

"Kamu marah sama saya?"

"Marah? Ngga tuh, ngapain marah." Haechan acuh dan kembali main game.

"Syukurlah, terus kenapa kamu pakai hoodie saya?"

Haechan menatap Mark garang.

"Kenapa emang?! Ga suka!"

Sangat seram, Mark tidak percaya kalau Haechan tidak marah. Sebadmoodnya Haechan tidak sampai segalak itu.

"Suka, hanya saja pakai celana, nanti masuk angin."

"Ga mau gerah gue."

"Ac nya bisa kamu nya..."

"Ah, berisik! Urus aja sana pacar lo, masa di tinggal sendirian kasiah nanti nangis, haha." Haechan tertawa sinis tanpa menatap Mark.

"Dia bukan pacar saya, hanya sebatas teman tidak lebih."

"Apa peduli gue, mau dia pacar lo atau istri sim..."

"HAECHAN JAGA UCAPAN KAMU!" Mark tidak sengaja membentak Haechan.

Haechan tersentak dan matanya sudah berkaca-kaca sebentar lagi akan menangis. Hormon kehamilan nya membuat Haechan sensitif, jadi di bentak sedikit akan menangis.

"Ga usah bentak gue, kalo emang bener tuh cewek istri simpanan lo juga gua ga peduli sama sekali! Karna setelah bayi nya lahir gue mau cer..."

"Sial, Haechan." Mark duduk di tepi kasur lalu menarik Haechan ke pangkuan nya, terasa ringan waktu memindahkan Haechan ke pangkuan nya, mungkin tenaga nya keluar semua karna emosi.

Mark mencium bibir Haechan kasar dengan menahan tengkuknya. Persetanan dengan janji nya, ia tidak tahan ingin sekali mencium bibir yang selalu berkata pedas ini.

"Hmph.. Lepasin!"

Haechan memukul dada Mark yang tidak terasa sekali bagi Mark.

Ciuman Mark tidak ada jeda malah semakin dalam. Mark mengigit bibir Haechan agar terbuka, setelah terbuka Mark langsung menyelusupkan lidahnya ke dalam dan mengabsen gigi Haechan serta dingding langit di dalam nya, lalu menghisap lidah Haechan cukup kuat sampai Haechan mendesah.

"Ahh."

Haechan semakin melemah dan tidak memberontak lagi, kelamaan Haechan balas hisap lidah Mark. Haechan jadi bergairah karna Mark terus mempermainkan lidahnya; lumat, membelit, dan menghisapnya.

Mark tersenyum kecil semakin semangat berbagi saliva dengan istrinya yang membalas permainan lidah di mulutnya.

Tangan yang menahan tengkuk Haechan beralih masuk ke hoodie Haechan dan mengelus punggung halus Haechan.

Dan tiba-tiba pintu kamar di buka dengan munculnya Koeun yang masuk ke dalam yang mematung di tempat serta melebarkan kedua matanya.

"M-mark."

Rival [Markhyuck] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang