Surmise

292 37 16
                                    

Apa-apaan ini?

Padahal, ia baru saja pulang dengan suasana hati yang tenang, namun... semua perhatian tertuju padanya. Ditambah lagi, Claude seperti akan mengamuk.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?"

Gadis itu sudah menduga timbulnya raut bingung campur cemas di wajah Felix dan Lily itu, pasti karena pria di depannya yang ia panggil dengan sebutan 'ayah'.

Athanasia tersenyum miring, "kenapa wajah ayah begitu?" Ia memberi pertanyaan yang sama, kembali bersuara.

"Apa jangan-jangan ayah kehilangan sesuatu yang berharga dan mau meminta aku untuk kembali menjadi pesuruh lagi?" tanyanya remeh namun kesal.

"Itu...Nona, tolong dengarkan saya dulu,"  Felix sempat kaget dengan perkataan Athanasia, namun ia ingin cepat meluruskan. "Saya tidak mengerti maksud Nona, tapi disini Tuan datang untuk mencari anda."

"Ya, dia datang untuk memanfaatkan ku lagi, Felix."

"Nona! Kenapa anda berbicara seperti itu kepada ayah anda--"

"Sudahlah Lily." Ucapnya sambil mengibaskan sebelah tangannya di udara, mendengkus kasar, "tidak usah disembunyikan lagi, toh semuanya sudah seperti ini."

"Apa...maksud Nona?" Lily bertanya, ia merasa khawatir dan cemas karena wanita itu juga melihat perubahan yang ada pada Claude, terlebih dia pun mendengar umpatan dari pria itu saat memasuki mansion Athanasia.

Apa kalian pikir orang lain akan percaya dengan umpatan yang dikeluarkan seorang ayah pada anaknya? Tentu tidak! Lily tidak percaya, ia tahu bahwa hubungan keluarga ini selalu berjalan harmonis. Tidak mungkin bagi seorang ayah untuk mencaci anak perempuannya sendiri. Pikirnya.

"Kurang jelas? Kurasa kau sudah tau dari bagaimana 'ayah' ku tersayang menatapku sekarang."

"Tutup mulutmu, Athanasia. Claude membuka suara nya yang berat hingga terasa mencekam seisi mansion.

"Sekali lagi kau berbicara lancang, aku tidak akan segan-segan membungkam mulutmu."

Tersentak, untuk pertama kalinya, Lily tak menyangka mendengar kalimat itu, matanya membola dengan mulut sedikit ternganga. Felix yang juga mematung menatap Claude, dengan wajah kaku. Tak dapat bersuara.

Athanasia juga terdiam, namun tentu saja ini berbeda dengan dulu, ia tidak takut apalagi mundur. Wajahnya datar tanpa emosi. Tidak menghiraukan ancaman barusan, dia tetap berbicara.

"Perusahaan ayah nyaris bangkrut ya..? Apa jangan-jangan ayah benar-benar ingin memanfaatkan aku? Memikat klien untuk kembali bekerja sama lagi?"

Gadis itu berbicara santai layaknya berinteraksi dengan teman, atau mungkin orang lain?

"Kalau begitu aku menolak."

Athanasia bukannya tidak tahu tentang situasi Claude sekarang, ia bahkan penasaran mengapa perusahaan ayahnya  tiba-tiba jatuh seperti ini. Ia curiga ada yang merencanakan dibalik semuanya.

Tapi bukan berarti dia mau kembali ke dalam dunia bisnis yang kejam itu.

"Yah, itu kan perusahaan ayah, sudah sewajarnya ayah yang mengontrolnya kan, bukan aku--"

PLAK!

PLAK!

"NONA! /  TUAN!"

Mendadak dengan apa yang barusan terjadi, Athanasia seketika terhempas ke samping, sebelum tubuhnya sepenuhnya jatuh ke lantai, kedua tangannya mendarat lebih dulu. Lily dengan sigap menopang tubuhnya kemudian memeriksa wajah Athanasia, kedua sudut bibir gadis itu terkoyak sedikit hingga berdarah.

VERGADERINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang