Ketika kebenaran menamparmu begitu keras, di situ kau diuji untuk terus bertahan.
-Hong Cha Young-
Di jam istirahat seperti ini, biasanya Cha Young gunakan untuk makan, dan mengunjungi para pasiennya. Terkadang ia berkeliling untuk mendampingi seniornya.
Sesekali insiden terjadi, bila seorang pasien menyangka ia bagian dari musuh atau justru bayangan dari seseorang yang dicintai.
Dipeluk tiba-tiba, dirangkul, atau dicubit. bahkan dipukul adalah pengalaman berharga yang menyakitkan sekaligus menggelikan.
Namun untuk jam istirahat hari ini, ia memilih tenggelam menikmati kalimat-kalimat sarat makna dalam buku sembari duduk di samping jendela menikmati semilir angin dan kicauan burung yang bertengger di dahan pohon filicium.
Berharap membuatnya sedikit rileks dengan keadaannya yang akhir-akhir ini lebih cepat lelah, sulit memejamkan mata, fokus berkurang, dan sering terkejut oleh hentakan suara yang sebetulnya tak terlalu menyentak.
"Ungkapan para filsuf memang seringkali mengundang kontroversi."
Yoon Do berujar seolah memahami kerutan di dahi Cha Young yang timbul karena berusaha memahami sebuah kalimat di dalam buku filsafat yang di baca.
"Bukankah memang itu tujuannya? Untuk membuat manusia berpikir ulang." Hye Jung ikut menimpali ketika wanita itu memasuki ruangan mengikuti Yoon Do.
"Kita ambil contoh dari Friederich Nietzche yang mengatakan Gott ist tot. Tuhan sudah mati. Tahu maknanya?" lanjutnya.
"Ia seorang atheis." Jawab Yoon Do.
"Bukan."
"Lalu apa?"
"Ia kecewa dengan putusan tuhan." Hye Jung mengoreksi.
"Apa bedanya dengan atheis?"
"Berbeda, yang lain tidak percaya dengan tuhan, satunya lagi sangat kecewa."
"Intinya sama!"
Cha Young memainkan pulpen dengan dua jemari, memutar-mutarnya. Sembari menonton perdebatan dua rekannya.
"Kalian hanya debat kusir," Ujar Cha Young menghentikan mereka. "Ide ungkapan Nietzche itu diadopsi dari salah satu ungkapan yang terkenal dari Hitler mengenai kedamaian. Dan ya, orang yang sangat kecewa pada keadaan, cenderung mengemukakan gagasan yang radikal. Aku tidak setuju dengan ungkapan Nietzche. Namun aku mengerti mengapa ia begitu. Perjalanan hidup, persahabatan, kehidupan cinta, banyak hal yang membuatnya terpukul."
Diskusi perihal sensitif yang memunculkan beberapa pendapat, menjadi terolah manis bila berhadapan dengan dua rekan kerjanya itu.
Meski sesekali joke terlempar saling menimpal, dan ekspresi tak puas jika beberapa jawaban maupun pertanyaan sederhana keluar dari setiap kepala masing-masing yang memiliki pendapatnya.
YOU ARE READING
Crush In Rush [REVISI]
רומנטיקה⚠️Cerita ini dalam proses revisi. Alur cerita akan diubah sepenuhnya dengan plot yang baru⚠️ ________ "Aku mencandu segala hal yang manis-terutama dirimu. Seperti coklat diujung lidahku. Satu dari seribu, aku menginginkanmu." ________ Started on 30...