chapter 29

801 88 16
                                    

29. Ayah Damian

.
.
.
.
.
.

Jevan hendak kabur, namun Damian dengan cepat langsung mengangkat tubuh Jevan kedalam gendongannya.

"Siapa?" Tanya Damian dengan nada rendahnya. Pria itu menahan amarah ketika melihat kondisi Jevan yang bonyok seperti itu.

Jevan berhenti menangis, dia menatap kearah Damian dengan polosnya.

"A-aku Jevan hiks." Jawabnya disertai dengan isakan.

Damian menghela nafasnya pelan, dia menggeleng tanda jawaban yang diberikan Jevan salah.

"Jevan ndak ngerti sama yang ayah omongin." Jawabnya jujur.

Damian mengelus pipi Jevan dengan pelan, "siapa yang pukul Jevan?" Tanyanya sekali lagi, namun kali ini lebih jelas.

Bibir Jevan mulai bergetar, anak itu sudah bersiap untuk menumpahkan air matanya kembali.

"Ma-mamih hiks.... Mamih yang pukul Jevan huaa...." Tangisnya kembali pecah.

Damian menahan emosinya saat mendengar jawaban dari Jevan. Dia melangkahkan kakinya dengan Jevan yang berada di gendongannya meninggalkan kopernya yang tergeletak dijalan begitu saja.

Romeo, Farel, Garel dan Leon yang mendengar suara tangis Jevan segera berlari keluar. Mereka dibuat terkejut ketika mendapati jika Jevan sedang menangis didalam gendongan Damian.

Romeo sudah emosi, dia berpikir jika Damian yang sudah menyebabkan anaknya menangis semenyedihkan itu.

"Jangan gegabah." Peringat Garel saat mendapati jika Romeo sudah emosi.

Romeo menghela nafasnya pelan, dia segera menghampiri sang anak.

"Jevan...." Panggilnya lembut.

Mendengar panggilan sang ayah membuat Jevan langsung menoleh. Seketika hati Romeo terasa mencelos saat mengetahui jika wajah sang anak terdapat lebam dan sudut bibirnya sudah sobek. Bahkan darahnya sudah tercampur oleh air mata.

Leon, Farel dan Garel pun sama. Bahkan mereka langsung berlari menghampiri Jevan.

"Je-jevan kenapa nak?" Tanya Romeo dengan sedikit bergetar.

Jevan semakin menangis. Dia merentangkan tangannya kearah sang ayah.

Romeo segera membawa Jevan kedalam pelukannya. Dia mengusap punggung Jevan dengan lembut.

"Mamih jahat sama Jevan hiks..... Mamih pukul-pukul Jevan....." Adunya sambil terus menangis.

Romeo menahan amarahnya, dia benar-benar sudah tidak tahan dengan wanita itu.

"Babeh! Agel denger suara si bocil nangis. Kena-" perkataan Agel yang baru saja masuk kedalam rumahnya langsung terhenti. Dia menatap horor kearah Damian yang sedang menatap kearahnya juga. Kemudian tatapan matanya tak sengaja bertemu dengan mata sembab Jevan.

"ASTAGHFIRULLAH JEPAN! MUKA LO KENAPA BONYOK GINI?!" Histeris Agel merupakan kehadiran Damian. Dia segera menghampiri Jevan yang masih sesegukan dipangkuan Romeo.

JASA [TAMAT]Where stories live. Discover now