6. Nemesis

67 22 19
                                    


"Aku sudah memutuskan," kata Eylin.

Di meja makan, di depan Sujin dan Hajin yang sedang menikmati makan malam, Eylin keluar dari kamarnya dan mengibarkan bendera perang. "Aku akan mengungkapkan hubunganku dan Chanyeol kepada Misa." Ia melanjutkan dengan tekad teguh bak pemeran utama di drama kolosal yang penuh darah.

Hajin seketika menyemburkan tawa. "Apa kau gila?"

Sumpit di tangan Sujin berlabuh ke samping mangkuk nasinya. "Eylin, apa maksudmu?"

"Aku..., aku sangat marah dan merasa terhina. Amarahku yang terpendam di dadaku sekarang perlu aku tumpahkan, jika tidak, aku akan menjadi orang yang busuk di dalam. Aku tidak mau itu terjadi padaku. Karena itu, aku akan membuat Park Chanyeol menyesal sudah memanfaatkanku!"

"Itu masuk akal," sambut Sujin. "Tapi--"

"Tidak ada tapi-tapian, Sujin. AKU. AKAN. MEMBUAT. CHANYEOL. BERSUJUD. DI. KAKIKU!" Eylin mendeklarasikan diri dengan seringai penuh dengki. Matanya berkilat penuh ambisi. "Kalian berdua tidak akan bisa menghentikanku. Aku bukan Eylin yang dulu lagi, aku adalah Eylin yang memperjuangkan keadilan wanita. Lintah seperti Chanyeol tidak berhak mendapatkan Hwan Misa. Aku akan menyelamatkan wanita itu dari kesialan seumur hidup."

Hajin yang sebelumnya hanya cekikikan akhirnya bertepuk tangan ringan. Ia mendorong satu bangku kosong di meja dengan kakinya--mempersilakan Eylin untuk duduk di bangku itu. Eylin duduk di sana dan mengucapkan terima kasih tanpa suara.

"Dengar Eylin, sepertinya kau sangat bersemangat." Hajin membuka suara. "Jika aku di posisimu pun, aku akan merobek kepala pria itu sedetik setelah dia mengatakan dia memanfaatkanku. Aku sangat memahami dan mendukung aspirasimu."

"Oh, Hajin-yaa. Apa kalian akan melakukan ini lagi?" Sujin tidak setuju sama sekali.

"Abaikan Sujin dan dengarkan aku, hanya aku." Seakan-akan Sujin adalah makhluk tak kasat mata, Hajin menjentikkan jarinya di depan wajah Eylin. Memastikan agar sahabatnya tersebut hanya menaruh perhatian kepadanya. "Aku sangat mendukungmu menghancurkan Park Chanyeol, aku 100 persen di pihakmu, tapi--"

"Tapi?" Eylin mengerutkan dahi.

"Idemu untuk merusak hubungan keduanya sangat tolol." Hajin kembali tertawa. "Apa kau pikir mengungkap jati dirimu kepada Misa akan membuat hubungan keduanya sirna? Oh, sayangku, kau terlalu polos. Dunia tidak bekerja seperti itu."

"Chanyeol datang kesini untuk membungkamku dan menghentikanku agar tidak muncul di hadapannya kembali, Jin. Bukankah itu artinya dia takut padaku? Pria itu pasti malu pada masalalunya dan jika aku memanfaatkan situasi ini dan mengungkapkan seberapa menjijikkannya Park Chanyeol di masalalu, aku pasti---"

"Ssssttt!" Hajin mengibaskan tangan seperti mengibas lalat dari makanan. "Kau tau, satu-satunya orang yang akan kau yakinkan dengan cerita itu adalah teman satu selmu ketika kau di penjara, dan kau tau siapa teman satu selmu? Itu sudah pasti aku."

"Kau pandai untuk mengetahui itu." Sujin menyambung dan mulai menyantap makan malamnya kembali.

"Kau bertingkah seperti mengetahui segalanya, Hajin. Katakan, apa yang salah dari ideku?"

"semuanya." Sujin lagi-lagi menimpali. "Walau aku tidak mendukung ide balas dendam ini, sebagai pihak yang berpikiran jernih dan objektif, idemu barusan sama seperti ide bunuh diri. Alih-alih meyakinkan Hwan Misa mengenai keburukan kekasihnya di masalalu, kau hanya akan dianggap sebagai mantan kekasih yang sudah kehilangan akal sehat. Mereka akan memenjarakanmu dan tada..., happy ending."

"Ingat apa yang kukatakan, Lin? Sebelum berperang, kau perlu mengetahui medan peperanganmu. Kau harus tau situasinya dengan baik. Kenali musuhmu."

Eylin menatap Sujin dan Hajin bergantian. Apa yang keduanya katakan tercerna di pikirannya secara perlahan. Otaknya yang berkabut oleh adrenaline sekarang setenang air di bawah rembulan. Ia melihat dengan jelas kecacatan yang Sujin dan Hajin tunjukkan dalam idenya.

SEE YOU AGAIN? (PCY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang