[side story] Seongwoo x Sejeong

24.3K 3.4K 3.6K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Love isn't a joke, is it?



Happy Reading



"Ong Seongwoo."

"Yap?"

"Sejak kapan lo suka adek gue?"

"A-apa sih?"

"Kalian sering ketemuan, chatting, bahkan... lo sering telepon adek gue, kan?"

"L-Lo biasa aja dong. Em.. Lagian kan Sejeong juga jomblo tuh? Gue.. udah lumayan lama sih perhatiin dia."

"Sesantai itu lo ngomong soal adek gue di depan gue sendiri,"

"Kenapa? Lo nggak mau nih gue jadi adek ipar lo –"


Bugkh!!


"Lo bangun gedung yang lebih tinggi dari Burj Khalifa buat pacarin adek gue," ketus Doyoung setelah dia melayangkan satu tinjuan ke rahang Seongwoo, dan melewati rekannya begitu saja.

"Ugh... Doyoung brengsek," kesal Seongwoo. Lalu ia berteriak pada Doyoung, "oi! Adek lo keknya suka juga tuh sama gue? Kalo dia mau sama gue gimana? Emang lo bisa ngelarang ha?"

"Diem atau gue ambil jantung lo buat Professor Na."

Seongwoo langsung menggerutu pasalnya usaha yang sudah ia bangun hampir sempurna untuk menjalin kasih dengan Sejeong sedikit terhambat restu oleh kakaknya, Kim Doyoung.

Seongwoo pun segera menuju ke mobilnya, di mana sudah terdapat keluarga Kim di dalam. Saat memasuki mobil, Seongwoo terperangah. Tadi saat berangkat Sejeong berada di sebelahnya, sekarang perempuan itu berpindah ke belakang berjajar dengan Kim Hyeyoung dan Kim Doyoung. Kini posisi Seongwoo di kursi depan seorang diri, bak sopir pribadi mereka. Bangsat lo doy, batin Seongwoo.

"Apa liat-liat? Buruan jalan," ketus Doyoung.

"Iye-iye ah tahanan pemerintah marah-marah mulu lo," Seongwoo bersungut sebal sembari menyalakan mesin mobilnya.

Di belakang, Sejeong menatap lamat-lamat laki-laki yang berada di depannya dengan satu alis naik. "Pipi kamu kenapa kaya memar gitu, wu?"

"Hah? Memar apa?" Seongwoo tidak tahu, ia pun berkaca, "oh.. ini tadi –"

"Habis kejedot wc tadi waktu di kamar mandi, je. Udah ah, jangan ditanya mulu nanti dia ngga fokus malah nabrak lagi." Doyoung menyela dengan jutek. Meskipun tahu itu bukan memar karena terbentur, Sejeong memilih diam dan tertawa dalam hati.

What If [Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang