08

53 33 1
                                    

Hai Hai

Giaman kabarnya?

Jaga kesehatan ya

Jangan lupa vote sama komennya 

Happy reading

Jova tau Devan tidak akan pernah membuka pintu itu, Devan jika sudah berkata 'tidak boleh' Jova hanya pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jova tau Devan tidak akan pernah membuka pintu itu, Devan jika sudah berkata 'tidak boleh' Jova hanya pasrah.

"Aku gak bakal pergi dari sini Dev." finalnya dan bangkit dari bilik pintu kamar itu, berjalan dengan sekuat tenaga. Dengan rasa sesak menjalar di paru parunya. Berjalan menuju balkon kamar.

"Tuhan, tolong bantu Jova nanti ya." pintanya pada sang kuasa agar di beri kemudahan untuk bertemu sang ayah.

Jova mendudukan dirinya, di sebuah sofa kecil yang sudah berada di sana.
Sesekali melihat langit biru di atas sana. Indah, jika Jova memiliki sayap untuk terbang ia ingin terbang sangat tinggi dan pergi menjauh dari manusia.

Sesekali tersenyum karna angin hangat menerpa wajah cantik milik wanita itu. Sungguh Jova tidak bermaksud untuk merepotkan Devan dan bunda, tapi dirinya sudah tau akan seperti ini. Pesan sang guru membuat Jova panik dan khawatir, itu sebabnya dirinya menjadi sakit dan tidak sadarkan diri.

Gadis itu membangunkan badannya dan kembali masuk kedalam kamar setelah menenangkan hatinya. Pintu kaca itu ia tutupkan dengan rapat. Ia baringkan tubuh yang sudah hampir remuk itu. sungguh demam membuat tubuh rasanya lemas. Berjalan sedikit membuatnya sangat lemas.

"Tuhan sekali lagi, bantu Jova nanti ya." setelah mengatakan itu Jova, menutup matanya yang sangat berat

Semoga sang maha kuasa akan membantunya nanti.

****

"Jova sayang," ada sebuah usapan di kepalanya dengan lembut. Jova membukakan matanya perlahan melihat kearah suara itu berasal.

“Maaf, bunda bangunin kamu. Makan dulu ya," ucapnya lembut seraya membantu Jova bangun dan bersandar pada kepala ranjang.

"Gimana, masih pusing sayang?" tanyanya pada Jova, Jova mengelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Jova ingin menangis rasanya, tidak hanya sekali ibu dari Devan pacarnya ini memperhatikannya layak anak kandung. Tetap saja jika bunda berprilaku seperti ini ia ingin menangis, di kondisinya saat ini ia mudah sekali untuk menangis.

Jadi begini ya yang dirasakan mereka memiliki seorang ibu yang amat menyayangi anaknya.

"Hey, kok ngelamun sih" ucap sang bunda membuyarkan lamunan Jova.

STORY OF JOVANCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang