10 • Bagi-bagi dompet

260K 35K 6K
                                    

"Gue cuman mau bilang kalau gue gampang bosen sama sesuatu, kecuali sama kakek. Soalnya kakek kalau ngajak war mantap" 👍

- Antheo Killian -
__________

Setelah sampai rumah sakit, kini Theo bingung menaruh emas yang dibawa Ruza dan karungnya. Mungkin orang-orang yang melihat dua emas di tangan Ruza mengira bahwa emas itu coklat, bisa jadi. Jadi menurutnya tidak apa-apa jika ia membawa karung dan Ruza membawa emas yang mungkin orang kira coklat. Semoga tidak akan terlihat aneh.

"Kok di rumah sakit kak?" tanya Ruza sambil memperhatikan rumah sakit di depannya.

Theo tidak menanggapi dan menggandeng Ruza masuk ke dalam, membawa gadis itu ke sebuah ruangan.

Tangan Ruza gemetar digandengan Theo. Bocah itu tidak lagi bisa berpikir positif. Segala hal buruk melintas di otaknya. Ruza takut rumah sakit.

Theo yang seakan paham menggendong Ruza ala koala agar Ruza bersandar pada bahunya. Satu tangannya ia gunakan untuk menahan Ruza dan satu lagi untuk membawa karung. Untung ia kuat.

"Nanti kalo ada yang tanya gausah bilang kalo lo adik Hades, bilang aja lo adik gue."

Mendengar perkataan Theo, Ruza paham akan satu hal. Yaitu kemungkinan kakaknya tidak baik-baik saja. Ruza menyandarkan kepalanya pada bahu Theo, wajah gadis itu menghadap leher Theo, agar tidak ada orang yang tau bahwa kini matanya telah berkaca-kaca.

"Dateng juga lo," ucap salah seorang anggota Deluc.

Theo menjabat tangan orang tersebut ala tos lalu melirik ke arah pintu ruangan. "Gimana?" tanya Theo.

"Doa aja, belum pasti kapan bangun."

Theo mengangguk-angguk. "Di dalem ada orang?" tanya Theo, menunjuk ruangan Hades.

"Ada. Lo mau masuk? Kalo mau gue panggil dulu yang di dalem."

Theo menepuk bahu orang tersebut. "Okke, thanks," ucap cowok itu.

Theo duduk di kursi dengan Ruza yang ia pangku menghadapnya.

Setelah beberapa saat tiga orang keluar dari ruangan tersebut.

"Wah ketua nih," ucap dua orang yang dari tadi berada di dalam. Mereka mengajak tos Theo sebagai salam.

"Siapa?" tanya orang itu, menunjuk Ruza.

"Adik gue. Masuk duluan gue," pamit Theo, berdiri dan masuk ke ruangan di mana Hades tertidur.

Bagitu masuk ruangan itu, Theo menatap Ruza yang masih ia gendong. Ia menghapus air mata yang ada di pipi gadis itu. "Jangan nangis, Hades itu ketua geng yang disegani sama anggotanya. Masak adiknya cengeng gini."

Ruza tambah menangis saat Theo berkata seperti itu.

"Yaudah, nangis aja. Tapi jangan kenceng, nanti kakak lo tambah sakit."

Theo hendak menurunkan Ruza namun Ruza memegang erat bahunya, tidak mau turun.

"Kakak tetep gendong Ruza!" Theo tidak paham bagaimana pikiran Ruza. Theo hanya bisa menuruti ucapan Ruza untuk tetap menggendong gadis itu. Cowok itu melangkah mendekati tempat tidur Hades. Sementara Ruza sama sekali tidak melihat kakaknya. Entahlah, sampai sekarang ia tidak paham kenapa bocil itu tidak turun saja dan melihat kakaknya.

"Ruza pengen pegang kakak."

Theo terdiam sejenak. "Kakak siapa nih?"

"Hhihhh, kak Hades kak!"

"Gitu doang ngegas." Theo sedikit menunduk. Tangan Ruza memegang dahi kakaknya dan mengelus pelan dahi itu. Mata Ruza kembali berkaca-kaca.

"Kakak cepet sembuh ya, badan kakak gak panas kok. Pasti cepet sembuh."

THEORUZ: Guarding My Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang