wait for me a little longer

1.4K 220 39
                                    

Hai guys aku nyempetin buat apdet wtpo pagi2 gini wkwkwkwk😆
Buat cerita country roads untuk sementara masi belom diedit jadi jangan berharap bakal aku update yak😭🙏

.

.

When the party is over...

.

.

Suara radio menggema di kamar itu. Blue Wind dari Yui mengalun pelan, mengisi kesunyian sore hari yang dingin. Musim dingin telah datang ke Sendai. Ia mencapai rumah Sasuke hari ini, ditandai dengan turunnya salju pertama di bulan Desember. Ia baru sampai di rumah setelah mengantar Itachi pergi ke stasiun. Kakaknya pergi ke Tokyo untuk melakukan penelitian bersama koleganya. Akhirnya Sasuke bisa bernapas lega. Setidaknya dalam seminggu ke depan, ia bisa terbebas dari Itachi.

Matanya menatap ke kalender yang terletak di meja. Akhir pekan nanti sekolah sudah mulai libur untuk musim dingin. Sasuke menghitung berapa hari lagi, hingga sampai ke tanggal yang ia lingkari. Empat hari lagi. Hari Jumat ini sekolah sudah mulai libur untuk merayakan Natal. Jadi ia masih memiliki hari esok untuk bertemu dengan teman-temannya. Tahun ini teman sekelas Sasuke memutuskan untuk merayakan tahun baru bersama. Mungkin mereka akan melakukan hatsumode di kuil Toshogu.

"Sasuke! Ada Kiba di bawah!"

Kiba?

Hubungan Sasuke dengan Kiba memang belum benar-benar rukun semenjak mundurnya Sasuke dari tim voli. Sasuke yang sadar diri, berusaha untuk tak mengganggu Kiba. Ia hanya bisa menunggu sampai pemuda Inuzuka itu benar-benar terima dengan keputusannya. Ia segera turun ke bawah, kemudian mendapati Kiba sedang duduk di ruang keluarga.

"Yo!" Sapa Kiba dengan canggung.

"Mau ke atas?"

Kiba hanya mengangguk, kemudian mengikuti Sasuke ke kamar. Sepertinya memang lebih baik bicara dengan Sasuke di kamar. Ia tak ingin percakapannya didengar oleh Bibi Mikoto.

Kamar Sasuke selalu rapi, berbeda sekali dengan kamar Kiba yang selalu berantakan. Maka dari itu, dulu ia sering menghabiskan waktunya di kamar ini. "Kau mengoleksi manga Haikyuu?" Kiba heran, karena terakhir ke sini ia tak mendapati manga itu ada di deretan rak buku Sasuke.

"Aku baru mengoleksinya akhir-akhir ini. Sebagian milik Itachi."

Pemuda Inuzuka itu meletakkan cangkir teh yang tadi disajikan Bibi Mikoto. Melirik Sasuke yang masih memandangnya dengan tenang.

Ia berdeham sebentar. "Aku minta maaf... atas sikapku beberapa hari terakhir." Kiba menghembuskan napasnya pelan, kemudian duduk di kursi dekat meja belajar. "Tidak ada yang tahu masa depan masing-masing, 'kan?"

Sasuke mengangguk, tersenyum tipis mendengar perkataan Kiba. Ia tahu sahabatnya itu tak akan pernah bisa marah padanya begitu lama. "Aku juga minta maaf, jika keputusanku mendadak."

Kiba menyeruput tehnya, menggeleng pelan. "Kau sangat berani karena mengambil keputusan itu.. aku bangga padamu, Sasuke." Ucapnya sembari tersenyum lembut.

"..."

"Kiba, kalimatmu kenapa malah terdengar menyeramkan..."

"Sialan kau!"

Mereka tertawa bersama. Sasuke duduk di ranjangnya sembari membuka ponselnya. "Kau ke sini hanya untuk minta maaf padaku?" Tanyanya masih dengan sisa-sisa tawa.

Mata Kiba memandang pemuda itu yang berkutat dengan ponselnya. Sebenarnya, bukan hanya itu saja yang ingin ia katakan pada Sasuke. Sekarang, Kiba bisa melihat semuanya. Ia dengan yakin bisa mengatakan, bahwa Sasuke dan Hinata bukanlah teman, seperti yang sering mereka katakan. Ia sudah memiliki buktinya. Ia cukup senang saat mengetahui fakta ini. Kiba sudah bosan melihat Sasuke yang masih mengejar Shion, dan sering kali melampiaskan perasaannya pada yang lain.

when the party is overWhere stories live. Discover now