Nerd | 25

49.4K 5.5K 96
                                    

Jangan langsung di skip, ada info penting di bawah

***

Leta menatap ke arah sekelompok anak kecil yang tengah berlarian ke sana dan kemari dengan senyum yang selalu terpatri di wajah mereka. Sesuai dengan ucapan Devin tadi, Leta mengikuti ajakan lelaki itu dan mereka berdua berakhir di sini. Sebuah panti asuhan.

Taman belakang panti asuhan ini dihias dengan beberapa hiasan khas untuk ulang tahun. “Vin, kenapa ngajak aku ke sini?” tanya Leta pada lelaki yang berdiri di sampingnya.

Dengan tatapan yang masih setia melihat ke arah anak-anak panti, Devin berkata, “Hari ini, gadis kecil yang menurut gue hebat sedang ulang tahun,” ucapnya dengan bibir tersenyum.

Seperkian detik, Leta terdiam mengamati raut wajah Devin yang sangat berbeda dari sebelumnya. “Nggak papa kan gue ngajakin lo?” tanya Devin menengok ke arah Leta, tatapan mereka bertemu. Tatapan Devin sangatlah dalam, tatapan lembut itu, tatapan yang seolah berkata bahwa lelaki itu butuh sandaran di hidupnya.

“Kak Devinnn,” teriak seorang gadis kecil dengan gaun selutut berwarna peach menghampiri keduanya, membuat Leta dan Devin memutuskan kontak mata mereka.

Gadis kecil itu langsung memeluk kaki Devin, Devin langsung berjongkok menyamai tinggi gadis kecil yang bernama Ana lalu mengusap pelan rambutnya.

“Heyy, tuan putrinya Kak Devin cantik banget hari ini.” Ana langsung tersenyum memarkan giginya yang ompong.

“Iyadong! Kan lagi ulang tahun. Nanti kalo nggak cantik, kak Devin nggak suka lagi sama aku.” Devin terkekeh mendengar penuturan bocah yang berumur lima tahun itu. Ana adalah satu diantara beberapa anak panti yang berada di sini. Dia sudah menjadi yatim piatu sejak umurnya satu tahun, orang tuanya terlibat dalam kecelakaan yang merenggut nyawa keduanya.

“Bisa aja kamu ya,” ucap Devin mencubit pipi gembul Ana. Tanpa sadar, Leta ikut tersenyum melihat interaksi keduanya. Hal yang baru Leta ketahui dari diri Devin, setelah mengenal lelaki itu lebih lama. Sepertinya Devin banyak mempunyai sisi baik yang belum Leta ketahui.

“Kakak ini siapa?” tanya Ana menunjuk Leta, Leta langsung berjongkok di hadapan gadis kecil itu.

“Halo, kenalin nama kakak Leta. Kalo gadis cantik ini siapa namanya?”

“Ana, tapi bukan Ana adiknya Elsa Frozen ya!” Sontak perkataan itu membuat Devin dan Leta tertawa bersama.

“Kak Leta temennya Kak Devin yah?” 

Leta yang hendak mengangguk, mengurunkan niatnya karena ucapan yang keluar dari mulut Devin. “Kalo dia jadi tuan putrinya Kak Devin gimana?” Leta langsung menolehkan kepalanya cepat pada Devin.

“Udah yuk, kita ke sana. Acaranya bentar lagi dimulai.” Ajak Devin ke tengah-tengah taman. Di sana ada kue ulang tahun yang terbilang ukuranya kecil. Sebelum melangkah, Devin mengeluarkan sebuah kamera dari dalam tasnya untuk mengabadikan moment pesta ulang tahun yang terbilang sederhana itu.

Devin, sosok laki-laki yang ‘sedikit’ tertarik ke dalam dunia pemotretan. Semenjak kecil, dia sering mengabadikan suatu moment dengan memotretnya. Karena menurutnya, memotret dapat menghentikan waktu sejenak, mengabadikan moment terbaik yang pernah dia lalui.

“Ta, ayo ke sini!” Lamunan Leta buyar dan langsung menyusul Devin. 

Acara berlangsung lancar. Bu Leni selaku pemilik panti asuhan pun menyambut Leta dengan tangan terbuka, keduanya bisa langsung akrab ketika mengobrol. Acara ulang tahun yang sangat sederhana menurut Leta, tapi bagi anak-anak panti acara ini sangatlah berarti.

NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang