Better : 05

2K 243 80
                                    

Di Segiteaga, ada menu yang namanya Teaga Bento. Yup, semacam bento pada umumnya, bento dari Segitega punya tiga macam makanan dalam satu bentonya. Selain nasi, pilihan lauknya ada katsu, ayam teriyaki, ebifurai, karaage, atau malah nugget biasa. Lalu ada salad sayuran sudah termasuk mayonaisnya, makanan terakhirnya adalah makanan penutup, seperti puding dengan aneka macam pilihan rasa.

Siang ini Restu bawa Teaga Bento dengan isi ayam teriaki, salad dan puding stroberi, dan minumnya es teh leci. Dikhususkan untuk Levi karena Restu pikir Levi pasti sangat sibuk, mungkin sampai lupa makan. Sudah lama Restu tidak melihat Levi secara langsung, paling hanya dari Story Instagram sesekali, itu pun selalu soal iklan Open House. Chat terakhir dengan Levi pun sudah empat hari yang lalu, Levi bilang ia sibuk mengurus OH, capek juga.

Jadi sekalian jalan saja untuk melihat perkembangan bistro cabang, Restu mampir untuk memberikan makanan pada Levi. Itung-itung penyemangat.

Tapi waktu sampai ternyata Levi sama sekali tidak bisa dihubungi, dichat pun sama sekali tidak dibalas. Restu pikir, pasti Levi sudah sibuk lagi. Lagian memang Restu sempat terjebak macet, ya karena ramainya Open House ini.

Restu inisiatif ke lokasi, mungkin bisa bertemu Levinya langsung atau bertemu teman Levi dan menitipkan bekalnya. Bisa Restu lihat sendiri, acaranya ramai, penuh orang dimana-mana. Ya acara di masing-masing booth sampai di panggung semua ramai.

"Restu?"

Yang dipanggil langsung menoleh, "Eh, ketemu lo juga."

Mereka sekadar basa-basi biasanya, Restu tanya soal Levi dan katanya Levi jaga di belakang panggung. Jadi setelah mengobrol sedikit, Restu langsung ke belakang panggung, ternyata orangnya tidak ada juga. Ya sudah, karena Restu juga harus bertemu orang di bistro cabang, Restu titipkan saja bekal untuk Levi pada panitia disana. Lalu pergi lagi buru-buru.

Jelas Restu tidak akan bertemu Levi, bagaimana mau bertemu kalau Levinya sendiri sedang di kontrakan Denis, membujuk Denis agar mau dibawa ke Rumah Sakit.

Levi paham mungkin Denis takut dirawat atau apa, tapi dirumah saja tanpa penanganan apa-apa juga tidak ada bagus-bagusnya. Setidaknya Denis ditangani langsung oleh dokter, biar dapat obat yang tepat.

"Ya terus lo mau sampe kapan begini? Badan gak enak, makan gak enak, bangun juga susah. Kalo ke Rumah Sakit kan jelas Nis, lo sakit apa dapet obatnya apa. Lagian kalo dokter bilang lo masih bisa dirawat di rumah ya lo gak perlu dirawat disana."

Denis hanya diam, kepalanya terasa berat, badannya sakit semua. Padahal kemarin Denis masih bisa ke bioskop dengan teman-teman sekelasnya, kenapa sekarang tumbang? Kalau masuk angin rasanya tidak mungkin, belum ada jam tujuh malam Denis sudah sampai di rumah lagi.

"Nis!"

"Nyokap gue sampe mana?"

"Gak usah nunggu nyokap lo Niiis. Kan mereka bisa nyusul, sekarang ya kita aja dulu ke Rumah Sakit, lo diperiksa, nyokap lo nyusul, lagian pasti gue kabarin terus ke nyokap lo."

Denis diam lagi, dada dan kerongkongannya sakit. "Oke.." ia jawab pelan. Lemas juga. Denis bangkit perlahan, ia lihat Levi bergerak cepat memasukan dompet dan handphone milik Denis ke tas. Mempersiapkan keperluan Denis yang sebenarnya bisa Denis lakukan sendiri.

Dibantu penghuni kontrakan lain, Denis dibopong ke mobil Levi. Duduk di jok penumpang belakang sementara Levi mengemudi agak cepat ke Rumah Sakit. Handphonenya di dashboard berdering, nama Fahri tertera disana. Pikirannya makin-makin kacau. Kemana-mana. Levi ingin cepat mengantar Denis ke Rumah Sakit dan kembali ke kampus, tapi apa bisa Levi meninggalkan Denis sendiri di Rumah Sakit?

If I Knew You Better ( BL 19+) [COMPLETE]Место, где живут истории. Откройте их для себя