Yin Anan Wong

909 101 2
                                    


Tepat seminggu sejak pria itu pindah dari tanah kelahirannya. Hongkong. Menuju bangkok. Thailand.

Bukan tanpa sebab. Melainkan karena beberapa bisnis yang baru saja ia rintis. Juga kerjasamanya dengan para pangeran.

" Hari ini kau mau kemana?".

Tanya Dome pada sosok dihadapannya. Yang kustru tengah asyik bermain dengan pangeran kecil. Vee Phorampoom.

" Mengunjungi calon tempat tinggalku. Pavel menawarkan  beberapa Pentahouse miliknya. Juga Tin dan Mark. Ku pikir aku akan melihat-lihat dulu".

Dome mengangguk. Meraih sang putra dari pangkuan tamu.

" Kau tidak ingin membeli rumah? Walau sepertinya keluarga Wong juga punya Mansion kan di Bangkok?".

Tanpa di duga. Pemuda tersebut justru menggeleng.

" terlalu merepotkan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" terlalu merepotkan".

" tapi... Mungkin saja selama kau disini, kau bisa menemukannya Yin".

Sahut Pavel. Yang baru saja muncul. Ikut duduk diantara mereka.

Tadi, ia beranjak ke dapur. Mengambil beberapa Cookies untuk sang putra.

Yin terdiam sejenak. Berfikir.

" tidak tau. Hampir 4 tahun aku mencarinya. Dia seolah hilang ditelan bumi".

" Kau masih marah?".

Tuan Muda Wong kembali menggeleng kecil.

" entahlah. Setidaknya, aku ingin bertanya kenapa ia melakukannya padaku. Kau taulah, aku bukan tipe Alpha yang mudah tidur dengan sembarang omega".

Pavel mendengus mendengar hal itu. Membuat Dome mau tidak mau terkekeh.

Omega tersebut tau. Dulu, Alphanya adalah sosok yang cukup brengsek.

" Kalau begitu, aku pergi dulu. Ada beberapa pertemuan dengan Client hari ini. Kupingku akan terbakar jika terus mendengar omelan Prom".

Pasangan dihadapan Yin terkekeh. Ikut berdiri. Mengantar tamunya.

" sampaikan salamku pada Mark dan Tin. Setidaknya, katakan pada mereka untuk mengunjungiku sesekali. Atau mengajak ku bersenang-senang".

" pasti kawan. Datanglah kesini jika kau merasa kesepian".

Yin mendengus. Mengusap pucuk kepala Vee sebelum benar-bemar pergi.

***

Mobil tersebut memasuki pelataran lobi. Tidak ada sosok lain yang mengendarai kendaraan sport berwarna hitam bergaris biru kecuali boss mereka.

Dua satpam serta seorang resepsionis mendekat. Begitu juga dengan sosok yang sudah menunggu sang Boss sejak satu jam lalu dengan wajah cemberut.

 Begitu juga dengan sosok yang sudah menunggu sang Boss sejak satu jam lalu dengan wajah cemberut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Babby's Daddy (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang