13 | SAH !

221K 24.1K 1.8K
                                    

[ Happy reading ]





"Saya terima nikahnya Arzea Cashelia binti Ardi Armana dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" ucap Althan lantang dalam sekali tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi?" tanya penghulu kepada tamu undangan.

"SAH!" jawab mereka serempak.

☆☆☆☆

Acara ijab kabul berjalan lancar, pernikahan mereka hanya di datangi oleh orang-orang terdekat saja.

"Papa sama mama sebenarnya sudah membeli rumah satu tahun yang lalu, tadinya mau papa bagun lagi untuk butik mamah kamu. Tapi berhubung kamu sekarang sudah berkeluarga jadi papa akan kasih kalian saja, tetap tinggal disini atau pindah kesana itu semua sesuai dengan keputusan kalian, bagaimana?" tanya Fano.

Althan menatap Zea sebentar. "Althan mau hidup mandiri, jadi Althan putusin buat pindah kesana bareng Zea sama Elgara juga." jawab Althan.

"Bagaimana dengan kamu?" kini Fano beralih bertanya kepada Zea.

Zea hanya mengangguk pelan menjawabnya. "Zea terserah Althan aja, om."

Fano terkekeh pelan. "Panggil saja saya papa. Seperti Althan memanggil saya."

Zea tersenyum canggung kemudian mengangguk. "A—ah iya, Pah."

Pria itu tersenyum. "Jadi, kalian mau pindahnya kapan?" Fano bertanya pada keduanya.

"Hari ini juga." jawab Althan santai.

Gina mencibir. "Kamu ini. Mentang-mentang udah punya istri, jangan terburu-buru dong!"

Althan mencium sebelah pipi mamanya sekilas. "Mama pasti bakalan sedih kalo Althan gak ada di rumah. Althan tau kok mah!"

Walaupun terkadang Althan selalu membuatnnya kesal. Namun, dalam hatinya. Gina memang benar-benar tak mau kehilangan anaknya itu.

Melihat raut wajah Gina yang berubah menjadi sedih, Althan segera memeluknya. "Nanti Althan sama Zea pasti bakalan sering main kesini."

"Beneran?" Gina kembali bertanya.

Althan mengangguk. "Iya, sekarang jangan sedih. Puas-puasin berdua aja sama Papa."

Fano geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak semata wayangnya itu. "Anak itu. Selalu saja."

☆☆☆☆

Zea menatap rumah barunya kagum, bagaimana bisa rumahnya seluas ini, padahal mereka hanya bertiga, dirumah seluas ini.

"A—al kita bakalan sekamar?" entah kenapa pertanyaan konyol seperti itu keluar dari mulut Zea.

Althan mengangguk menjawabnya. "Kalo lo mau tidur di teras depan juga gak papa."

"Ih, serius Al."

"Gue juga serius." ujar cowok itu.

"E—elgara gimana?" tanyanya lagi.

"El juga tidur bareng kita." jawab Althan, kemudian cowok itu berjalan masuk kedalam kamar mandi.

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang