Nerd | 29

45.1K 4.9K 62
                                    

Sejujurnya, apa yang dikatakan Devin saat mengajak Leta ke panti adalah sebuah kebohongan. Ana tidak pernah mengatakan pada Devin jika dirinya merindukan sosok Leta. Itu hanyalah akal-akalan Devin yang ingin bersama Leta lebih lama.

Entahlah, Devin pun tidak tahu mengapa dirinya bersikap demikian. Dia hanya ingin bersama gadis itu lebih lama lagi, bersama Leta membuat Devin merasakan hal yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Bersama gadis itu membuat Devin nyaman.

Apakah dirinya mulai menyukai gadis berkacamata itu? Tidak mungkin kan? Tapi melihat gadis itu tengah tersenyum di kelilingi anak panti membuat hatinya menghangat.

“Vin.” Devin langsung memudarkan senyumnya ketika Bu Leni memanggil namanya, menoleh ke arah sumber suara.

“Kenapa Bu?” Bu Leni hanya tersenyum hangat.

“Leta anak yang baik ya.”

“Iya,” jawab Devin singkat.

“Dia perempuan yang berarti di hidupmu kan?” Devin langsung menatap Bu Leni, meminta penjelasan maksud dari perkataan beliau barusan.

“Leta adalah perempuan pertama yang kamu bawa ke sini, dan kelihatannya kalian juga akrab banget, dia adalah perempuan yang bisa merubah sosokmu ya? Selama ibu kenal sama kamu, baru pernah ibu lihat kamu tersenyum seperti tadi. Kamu ada sesuatu sama Leta?”

Devin langsung menggelengkan kepala, menyangkal perkataan yang baru saja keluar dari mulut Bu Leni. “Enggak! Devin mana mungkin suka sama dia, Leta kan cuma temanku.”

“Iya-iya. Perasaan, ibu nggak pernah bilang kalo kamu suka sama Leta, tapi kenapa kamu bilang kalo kamu nggak suka sama dia?” Devin gelagapan, menoleh ke kanan dan ke kiri. 

“Apa salah kalo aku bawa dia ke sini? Anak-anak  juga nggak masalah kan sama kehadiran Leta di sini?”

Bu Leni tersenyum kecil melihat reaksi Devin. “Kamu nggak salah kok bawa Leta ke sini. Yang salah itu, kamu nggak bisa jujur sama perasaanmu.” Devin diam, mencermati maksud perkataan dari Bu Leni.

Sementara Leta, dia merasa bahagia bersama anak-anak panti. Bermain dengan mereka membuat dirinya hidup kembali, sangat menyenangkan. Apalagi bermain dengan gadis kecil yang bernama Ana, gadis kecil itu sangat menggemaskan.

“Kak Leta pacarnya Kak Devin bukan sih?” Leta mengerutkan kening mendengar pertanyaan dari gadis kecil itu.

“Bukan, sini kakak bisikin sesuatu sama kamu.” Ana menurut dan mendengatkan telinganya pada Leta.

“Kak Devin itu sebenarnya musuhnya kakak, dia ngajak kakak ke sini biar bisa lihat kamu cemburu sama Kak Devin” bisik Leta yang mampu membuat gadis dengan pipi chubby itu tersenyum.

“Asyikk, berarti Kak Devin masih jadi pangeranku.” Leta menggelengkan kepala melihat reaksi Ana.

Saat sedang asyiknya bermain dengan anak-anak, hujan datang tanpa dipanggil membuat semuanya harus meneduh ke dalam panti.

Saat sudah berada di dalam, Leta menyadari jika Devin tidak ada. Dia memilih keluar untuk mencari keberadaan cowok tersebut.

Di tempatnya berdiri, dia dapat melihat Devin yang tengah duduk di bangku taman. Tatapan cowok itu kosong, entah apa yang ada di pikirannya.

"Vin, ayo masuk! Jangan hujan-hujanan, nanti sakit." Teriakan dari Leta sepertinya tidak didengar oleh cowok itu, karena Devin tidak merespon sama sekali.

Berdecak sebal, Leta memilih untuk mendekat. "Vin, ngapain sih di sini? Ayo masuk," ujarnya mampu membuat Devin menoleh.

Bukannya menurut, Devin malah tersenyum ke arahnya. Lebih tepatnya senyum mencurigakan. Detik berikutnya, payung yang berada di tangan Leta langsung berpindah ke tangan Devin.

NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang