One night stand?

3K 304 12
                                    

Ketika pertama kali Javier menginjakkan kaki nya di Bar ini atensi nya langsung terfokus pada seorang wanita yang menyesap wine nya.

Sebagai seorang pria yang sadar memiliki wajah tampan, Javier tentu saja percaya diri untuk mendekati nya.

""Hii can i join with you?" Ucap Javier namun wanita itu nampak masih kebingungan.

"Its okay?"

Wanita itu  seolah tersadar lalu hanya mengangguk.

"You look like not a prance person? Right?"

"I'm Indonesian,"

Jackpot ternyata perempuan dari tanah air yang sama.

"Emang iya?"

Wanita itu nampak sedikit terkejut, membuat Javier terkekeh.

"Sama, kenalin gue Javier."

Namun lagi lagi hanya respon malas lah yang didapatkan Javier.

"Selenadean."

"Nice name means Moon light."

'kayak orang nya' namun Javier memilih untuk tidak mengucapkan itu.

"Lo ga punya temen disini? Just your self? Kita bisa temenan?"

"No, my father here."

Javier mengangguk. Jujur wanita didepan nya sangat menarik. Belum pernah ada yang sesombong ini pada Javier. Baru kali ini.

"Today mau kan jadi partner minum gue? Kebetulan gue juga sendirian."

"Okay, but i'm not your friend."

"Fine!"

Javier suka tantangan. Wanita di depan nya nampak lebih curam daripada tebing dan jurang.

Detik berganti menit, menit berganti jam. Kedua nya masih terlihat tenang walaupun hampir dua botol Champagne.

"Well can i know your full name?"

"Not your bussiness."

"Cmon gurl hari ini jangan terlalu kaku. Lo keliatan banyak beban."

"Nama gue Selenadean Lentera Aster."

"Familiar. Gue Javier Angkasa Atmadja."

"I even not asking."

Jujur saja Javier sangat memuja wanita di depan nya. Aneh memang. Dia tak percaya love at first sight. Tapi wanita di depan nya berhasil mematahkan itu.

"Lentera sound nice. Your parents really give you best name."

"Not my parents but just my mom."

"Jav can i ask you something?"

"Yes."

"Why you come here?"

"Gue ya? Hmm just trying to have fun. Gue tau Lo stress banget kan hari ini? Sesekali hiburan tuh ga masalah. Gapapa sekarang cape. Berhenti dulu istirahat. Besok kalo pulih baru lanjut."

Selene tertohok. Selama dia di Paris kata istirahat seakan asing di kehidupan nya.

"Istirahat ya?"

"Are you tired?"

"A bit."

"You did well Nad, its okay."

"Nad?"

"Your name Nadean i love to call you like that instead of Selene."

Selene hanya mengendikkan bahu nya. Kepala nya jujur saja mulai pening.

"Fuck i wont wake up tomorrow," kesal nya.

La MargueriteWhere stories live. Discover now