19 | Orang Asing

203K 21.8K 1.4K
                                    

[ Happy reading ]






Zea terbangun karna uring-uringan Althan. Laki-laki itu jadi tidak tidur nyenyak matanya memang terpejam, tapi mulutnya tak bisa berhenti untuk uring-uringan tidak jelas.

Wanita itu menyentuh dahi dan leher Althan. Mengecek suhu tubuh Althan, demamnya sudah agak turun tak sepanas tadi malam.

"Zea?" panggil Althan pelan.

Zea menatap Althan. Mata laki-laki itu terus merem melek. "Kenapa Al?" tanya cewek itu tanganya masih setia mengelus rambut lebat milik Althan.

Althan memegang kepalanya sendiri, "Pusing banget." keluh Althan.

Tangan Zea bergerak untuk memijat kepala Althan pelan. "Makannya minum obat ya?"

Althan terdiam cukup lama, hingga akhirnya ia mengangguk saja. "Tapi nanti mau di peluk lagi."

Zea tertawa mendengar ucapan Althan yang terdengar geli. "Gak mau, males badan lo bau!"

"Lo mending peluk guling, atau peluk Nola aja sana." cewek itu kembali berucap.

Althan menggeleng kuat, kini mata cowok itu terlihat memerah. Seperti akan menangis. "Gak mau! Cuman mau di peluk lo."

Zea semakin tertawa puas melihatnya, lalu ia memeluk tubuh Althan yang masih terasa hangat. "Iya, enggak Althan. Gue cuman bercanda."

"Ayo minum obat ya?" ucap gadis itu, dan langsung di angguki Althan.

Senyuman Zea semakin mengembang. Perempuan itu mengambil obat diatas nakas yang sudah disediakan tadi malam untuk berjaga-jaga.

Althan mengubah posisinya menjadi duduk, laki-laki itu langsung meminum obat yang diberikan Zea.

Setelah selesai meminum obat Althan kembali merebahkan tubuhnya disamping Elgara.

"Tidur lagi ya?" Zea berkata.

Althan menggeleng pelan, laki-laki itu mengelus rambut balita yang masih tertidur nyenyak disampingnya. "El dianterin sama Mama?"

Zea mengangguk pelan, sebenarnya ia ingin bertanya kemana perginya laki-laki itu kemarin. Tapi melihat kondisi Althan yang seperti ini membuat Zea mengurungkan niatnya.

"Mama tau kalo gue lagi sakit?"

Zea menggeleng. "Kemarin Mama langsung pulang, katanya sih ada urusan."

Althan mengangguk mengerti. "Lo gak sekolah hari ini?" cowok itu bertanya.

"Gimana mau sekolah, orang lo aja gak mau lepas dari gue gini." jawab Zea kesal.

Althan terkekeh melihat wajah istrinya itu. "Maaf ya, sayang." ucapnya seraya mengelus lembut pipi Zea.

Rasanya Zea ingin menendang Althan sejauh mungkin, akhir-akhir ini laki-laki itu selalu saja membuat jantungnya merasa tidak aman.


☆☆☆☆

Hap.

Satu suapan terakhir masuk sempurna kedalam mulut Althan, Perempuan itu senang ketika melihat bubur ayam buatannya itu tak tersisa sama sekali.

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang