Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Maaf, kami menolak."
"Ayolah Sakura! Jika kerajaan kita bersatu, akan menciptakan kerajaan terhebat, terkuat, termakmur! Kita dapat menguasai Gaia!"
"bisa saja jika Putramu mau menjadi Raja di kerajaan kami, karena kami tidak akan menyerahkan Kirei, dia harus menjadi ratu di kerajaan kami."
"semua orang tahu kalau Athens sudah berada di ambang kehancuran, aku hanya membantumu."
"terima kasih atas tawaranmu tuan Raja, tapi kami menolak untuk menjodohkan Putri Kirei dengan Putramu."
"apa yang salah dengan pangeran kami?"
"tidak ada, hanya saja ambisinya terlalu besar untuk reinkarnasi seorang dewi yang paling bijaksana. Visi kita berbeda, kami tidak pernah berniat menguasai dan mengambil alih seluruh Gaia."
"jangan berbohong, kau hanya makhluk mortal, ada ego yang besar dalam dirimu."
"dan sebesar-besarnya kekuatan, adalah mengalahkan ego sendiri untuk kepentingan bersama."
"Raja Kento!"
"sekali lagi maaf, keputusan kami tidak akan berubah."
Tok tok tok!
Padahal aku sedang asik menguping konversasi antara orang tuaku dengan seorang pria misterius. Mimpi yang aneh, mungkin efek dari aku yang sudah amat sangat merindukan Ayah dan Mama.
Semua itu seketika buyar kala mendengar ketukan ribut dibalik daun pintu kamarku— tepatnya kamar tamu kerajaan Euterpe.
Padahal ini masih pukul dua pagi, siapa sih yang membuat keributan heboh dini hari begini?
Cklek
"Ada apa?" tanyaku pada seorang dayang istana yang rupanya baru saja mengetuk pintu barusan.
"Maaf Putri, anda diperintahkan untuk segera mengemasi barang anda dan Putri Melody karena kereta yang diutus Gemma Academia untuk menjemput anda sudah tiba," ucapnya
Lahh? Tengah malam begini?
"kau bercanda? Ini pukul dua!"
"Mohon maaf Putri Kirei, kerajaan kami lambat menerima surat edaran bahwa upacara penyambutan akan dilakukan pukul delapan pagi ini."