Part 10

11.7K 1.1K 21
                                    

"Eh, Shel, dia ngeliatin kesini." Bisik Kathrine sambil diam-diam melirik cewek bertubuh jangkung yang kali ini tengah di jemur di tengah lapangan bersama dengan gerombolan rusuhnya akibat ketahuan bolos saat jam belajar. "Seriusan,Shel dia ngeliatin elo."

"Au ah. Bodo amat." Ashel berpura-pura tidak peduli. "Kayak gak ada kerjaan lain aja, ngapain juga ngeliatin kesini."

"Ya ngeliatin elo lah, Sheeell." Gemesh Kathrine.

"Yaa, maksutnya kenapa harus ngeliatin aku, gitu."

"Kayak gaktau orang lagi jatuh cinta aja lo, Shel."

"Nerbener ya, Kath!!" Ashel menepuk pundak Kathrine.

Adel yang terus menatap Ashel, membuat dia tidak konsentrasi untuk olahraga, jadinya dia mengambil posisi memunggungi Adel agar Adel tidak punya kesempatan untuk melirik ke arahnya.

"Yang cewek di bagi jadi dua kelompok." Terdengar perintah dari Pak Oniel dan seketika membuat murid cewek memecah jadi dua bagian. Ashel masuk ke Tim Indah, sementara lawan mereka cukup membahayakan. Di pihak lawan ada Afiqah yang dapat julukan kapten Tsubasa, yang bisa di bilang mempunyai tendangan yang yahud. Penjaga gawangnya juga cukup bikin lemes, sementara kelompok Indah anggotanya berbadan mungil kayak hamster.

"Aku dimana nih? Gak pernah main bola soalnya." Ashel tampak kebingungan. Yang dia tahu hanya jaga gawang dan tendang-menendang. "Aku jaga gawang aja yaa."

"Serah lo dah."

Pluit di bunyikan. Itu artinya permainan sudah di mulai. Ashel berdiri di depan gawang. Ashel yang noob soal olahraga makin tetep bego lagi saat Adel masih tetap menatapnya. Ashel berusaha tidak menghiraukan namun tetap saja gagal. Konsentrasinya terpecah menjadi berkeping-keping.

Murid cowok yang menonton pertandingan itu hanya bisa tertawa terbahak-bahak dari pinggir lapangan. Belum juga nendang tapi udah teriak duluan, bola kemana, mata kemana.

"Woy! Ini main bola bukan main voly!!" Teriak salah satu anak cowok saat dilihatnya Kathrine melempar bola dengan tangannya.

"Shel, jegat Shel." Indah teriak, memberi peringatan kepada Ashel agar fokus dengan bola yang saat ini mengarah di dekatnya. Ashel berlari untuk menahan bola, sementara pihak Afiqah sudah siap untuk menendang bolanya. Karena terlalu terburu-buru dan salah taktik, seseorang menjegal kaki Ashel dan membuat tubuh cewek itu terhuyung kedepan.

Tubuhnya terjatuh dalam kondisi yang memprihatinkan. Tengkurep di tengah lapangan. "Asheeeellll." Permainan segera berhenti. Murid-murid yang lain berlari mengerumuni Ashel.

Pak Oniel membunyikan pluitnya. Ashel meringis kesakitan, celana olahraganya robek tepat di kedua lututnya. "Ashel, kamu gak papa?" Tanya pak Oniel sambil menatap anak muridnya itu. "Yang merasa cowok, tolong bawa Ashel ke UKS."

"Deo, lo aja yang gendong Ashel."

"Dih, kok gue?"

"Saya aja, Pak." Muncul sesorang di balik kerumunan itu, membuat pasang mata yang berada disana menatap kearahnya. "Biar saya yang bawa ke UKS."

Pak Oniel bingung melihat Adel yang tiba-tiba saja berada disana. "Kamu? Jangan. Yang lain aja."

"Dia lagi kesakitan gini, masih aja suudzon. Saya iklhlas nolongin."

"Yasudah, bawa Ashel ke UKS."

Adel mengangguk. Lalu cewek itu berlutut di depan Ashel. "Gue gendong, ya?"

Ashel tidak paham bahwa ada sosok baru di depannya lalu mendongakkan wajahnya menatap Adel. Di lihatnya darah sudah mengalir di siku dan lututnya. Ashel hanya diam tidak berkata apa-apa. Adel dengan cepat menggendong Ashel dengan gaya Bridal Style.

Cewek KulkasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang