Rio Zachary Kenneth Dimitra

1.6K 273 6
                                    

"Arsen, merawat seorang anak berbeda dengan memelihara hewan kamu tahu itu, kan?" Tanya Alvaro.

Arsen mengangguk.

"Arsen berjanji, pi. Saat anak itu memasuki keluarga Dimitra saat itu kasih sayang Arsen akan Arsen berikan padanya setara dan sama besarnya dengan kasih sayang Arsen untuk anak-anak kandung Arsen. Arsen janji,"

"Baiklah. Kalau itu sudah menjadi keputusan kamu,"

"Terima kasih, pi,"

Alvaro hanya bisa mendukung. Dia berpikir. Mungkin memang itu yang terbaik untuk Arsen dan Naira. Sekarang tinggal menunggu sampai hasil test keluar.

"Dek, putramu siapa namanya?" Tanya Alvaro.

"Qenan,"

"Kapan Qenan dimakamkan?"

"Besok pagi. Di dekat makam mami,"

"Di dekat makam mami? Kenapa tidak dimasukan ke dalam area makam keluarga Dimitra?"

Arsen menatap ayahnya.

"Ardan akan beritahu Reihan, pi" Ujar Ardan.

Ardan pergi mencari Reihan. Dia hendak mengabari Reihan perihal makam untuk keponakannya. Saat itu lah dia melihat bayi yang Arsen bilang mirip dengan Axeon sepupu jauh mereka. Bayi itu ada dalam gendongan Reihan saat ini. Dari jarak dekat, Ardan bisa melihat kemiripan yang jelas di wajah anak itu.

'Benar kata Arsen, anak itu dan kak Xeon sang mirip,' pikir Ardan.

Ardan memberitahu tujuannya datang padan Reihan. Pada akhirnya dia dan Reihan yang mengurus semuanya. Saat matahari terbit, Arsen bersama Reihan dan kedua kakaknya juga sang ayah memakamkan putra Arsen. Arsen yang menggendongnya. Alvaro sempat melihat cucunya walau sebentar begitu pula Ardan dan Arman.

Setelah itu Alvaro, Ardan, dan Arman pulang ke rumah untuk mandi sementara Arsen mandi di ruang kerjanya. Sekitar pukul tujuh malam, Alika datang membawa surat hasil test DNA. Arsen membaca dan menyimpan surat itu. Arsen berjalan ke arah kamar bayi dan meminta anak itu dari tangan Reihan. Dia merubah catatan kelahiran anak itu. Rio Zachary Kenneth Dimitra menjadi nama anak itu. Arsen juga merubah tanggal dan jam lahir anak itu menjadi tanggal dan jam lahir Qenan. Semua dokter dan suster yang terlibat dalam proses kelahiran Zachary dan Qenan diberikan uang penutup mulut oleh Arsen.

Arsen membawa bayi itu bersamanya. Menggendong bayi itu dan menciuminya.

"Zachary. Zack, baby Zack. Putra papa dan mama," Ujar Arsen.

Arsen masuk ke ruang rawat Naira. Saat dia masuk dia melihat Naira tengah cemberut. Arsen langsung menghampiri sang istri bersama dengan bayi kecil di gendongannya. Naira langsung menyodorkan tangannya ke arah Arsen. Meminta agar Arsen menyerahkan bayi itu padanya. Tentu saja Arsen menyerahkan bayi itu.

"Tampan," Ujar Naira.

"Iya. Baby sangat tampan,"

Naira tersenyum dia mengusap kening bayi mungil itu dengan perlahan dan penuh sayang.

"Baby sudah minum susu, kak?"

"Sudah tadi,"

"Baby, harus kembali ke ruang bayi?"

"Mungkin sebentar lagi dijemput,"

Naira mengangguk. Dia melihat gelang nama di tangan bayi itu.

"Zachary. Baby Zack," Panggil Naira.

"Kamu suka namanya?"

"Suka. Kakak yang menamai?"

"Iya,"

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang