08

65 14 0
                                    

Annyeongaseo semua👋

Selamat siang

Selamat membaca, jangan lupa vote ya, kalau kalian gabut boleh sekalian komen dan follow akun aku

Mumpung aku lagi ada semangat nulis akhirnya up juga

Semoga cerita ini gak terlalu mengecewakan para readers

Okey, selamat membaca, have fun😘

"Inget! pulang sekolah jangan mampir-mampir, apalagi sendirian, jangan begadang maraton drakor mentang-mentang gue gak dirumah, lo jadi seenaknya."

"Iyaaa, Ataaa!"

Pasrah. Itu yang dirasakan Ara sekarang, plis lah lelaki didepannya ini hanya pergi tiga hari atau paling lama lima hari, tapi petuah yang diberikan seperti akan pergi selama bertahun-tahun.

"Kalau ada apa-apa langsung telfon gue, bang Galen atau bang Leksa." Lagi dan lagi Ara mengangguk, jujur saja telinganya sudah panas mendengar ocehan Ata selama setengah jam.

"Makan yang teratur gak usah kek bocil mesti dibujuk dulu!"

Ara mendelik sengit. "Dih, apaan sih, orang yang sering lupa makan tuh elo."

Ata terkekeh, tangannya mengusap rambut Ara secara bruntal.  Dalam hitungan ketiga, lelaki itu sudah berlari menjauh takut mendapat cakaran dari korban rasa gemasnya.

"ATA LO APA-APAAN SIH? KAN JADI BERANTAKAN RAMBUT GUE!" Teriakan Ara menggema dilapangan SMA Antariksa, bersatu dengan tawa keras Ata yang berlari kearah mobil sekolahan.

Yap! Hari ini Ata akan berangkat ke Bandung untuk mengikuti perlombaan antar sekolah. Lelaki pecinta sepak bola itu kembali mewakili sekolahnya bersama Deon, sedangkan Dani di cabang olahraga bola Voli dan Angga? lelaki itu sudah bucin dengan Basket sejak masih balita katanya.

Melihat mobil milik sekolah yang mulai berjalan keluar. Ara merubah raut kesalnya dengan senyum tipis, tangannya melambai lambai diudara.

"BABAY ARA!!" Kepala lelaki itu tiba-tiba nongol dari jendela mobil yang sengaja ia buka tak lupa tangannya melambai dengan begitu heboh.

Ara terkekeh, "Dasar bocah Freak."

"Astagfirullah, Dara! Lo ngapain ditengah lapangan mesem mesem gak jelas mana rambut awut awutan, kesurupan lo!" Pekik Caca berlari dari pinggir lapangan, sepertinya gadis itu juga baru sampai terbukti tas berwarna Pink kesayangannya itu masih melekat ditubuhnya.

"Heh, Mpok Ipeh! Lo ngapain sih?"

"Apaan sih?! Gue cuma habis nganter Ata ke mobil sekolah, kan hari ini berangkat ke Bandung."

Caca hanya ber-oh ria, kepalanya mengangguk tanda mengerti. "Cie, ditinggal A'a Ata ke Bandung." Goda Caca menyenggol bahu Ara yang sedang menata rambutnya.

"Ck, apa sih geli anjir." Sewot Ara meninggalkan Caca begitu saja.

"Yah yah, baru ditinggal 5 menit sensinya dah dateng aja." Gumam Caca, setelah sadar dirinya di tengah lapangan sendirian gadis itu berlari mengejar sang sahabat yang sudah di ujung koridor.

*****

"Sekian materi hari ini saya akhiri, sampai jumpa dipertemuan berikutnya. Hati hati dijalan, orang tua kalian menunggu dirumah."

Penutup dari guru Fisika yang terkenal lemah lembut dan asik saat mengajar mendapatkan respon bahagia dari para murid, wajar banyak yang menyukai mata pelajaran ini walaupun belum tentu mereka paham.

Ata&AraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang