chapter 19

1K 102 6
                                    

ditambah mereka kasian juga pada gempa yang sendari tadi matanya berkaca kaca alias seperti hampir menangis plus ketakutan ketika mencoba menghentikan mereka (tapi kalo halilintar sih seneng seneng aja kapan lagi coba dia bisa dipeluk dari belakang kaya gini sama gempa).

Nah bagaimana dengan yang lainnya

------------------------------------------

Kalau yang lain ya ada yang berseru kecewa (frost+blaze) ada yang marah dan memeluk serta menarik belakang pinggang gempa (solar: kak gem lepasin makhluk jahanam itu, kak gem akan terkontaminasi virus gilanya jika kak gem tidak melepaskan nya) dan ada juga yang menangis (thorn : papa kenapa kau memukul paman taufan, kata bu guru orang yang suka memukul temannya akan dimasukan ke penjara, thorn tidak mau papa masuk penjara, nanti thorn sama siapa) dan ada juga orang orang random yang sendari tadi melihat pertarungan sengit antara orang orang tampan tapi aneh di depan gerbang akademi.

"Apa liat liat, Apa kalian mau mata kalian ku congkel satu persatu, lalu ku hajar sampai kalian jadi bubur" Ancam halilintar sambil menatap tajam ke arah para penonton random yang kini tengah berlari terbirit birit ke berbagai arah dengan tujuan untuk menyelamatkan diri dari keganasan seorang halilintar.

"Kak hali, tenanglah, jangan marah marah lagi, nanti kak hali cepet tua loh kalo marah marah terus" Ujar gempa masih memeluk halilintar.

Dan halilintar yang baru saja mendengar kata kata di ucapkan gempa tepat ke telinga nya ditambah kedua tangan gempa saat ini masih memeluk pinggangnya mulai berblusing ria dengan wajah datar sebelum memberanikan diri untuk menolehkan kepalanya ke pundak kirinya tempat kepala gempa yang kini masih bertengger dengan manis di sana. Sejenak melupakan bocah kecil yang sendari tadi merengek plus menarik narik mereka

'Sial, kalau tau gempa akan memelukku seperti ini jika aku menghajar si muson, harusnya dari tadi saja aku menghajar_'batin halilintar terputus tak kala solar dengan santainya menendang kaki halilintar plus menginjaknya dengan sekuat tenaganya tak lupa memberinya tatapan tajam sebelum mengambil ancang ancang untuk mencakar halilintar yang untungnya langsung di hentikan oleh gempa yang langsung melepaskan pelukannya pada halilintar dan kini beralih memeluk adik kecilnya

"Solsol tenang lah, kak gem disini, solsol gak usah takut ya" Ucap gempa mencoba menenangkan sang adik yang menurut pandangan nya saat ini tengah ketakutan. Sementara solar dan halilintar kini tengah beradu tatapan tajam

'Beraninya bocah ini mengganggu acara pelukanku sama gemgem,. Kalo bocah ini aku paketin ke kutub utara kira kira gemgem bakalan sedih gak ya'batin halilintar

'Beraninya dia menodai dan memanfaatkan kak gemgem, ingin sekali solsol mengikat kaki preman ini pake batu trus sekalian solsol lempar kelaut supaya si preman biadab ini dimakan hiu'batin solar

"Gemgem sayang, bagaimana bisa kau menganggap solsol barbar tercinta kita tengah ketakutan, dimataku solsol malah sedang ingin menghajar seseorang(hali) sampai menjadi butiran debu saat ini" Ucap frostfire sambil menunjuk ke arah solar yang kini tengah digendong oleh gempa

"Apa maksudmu kak frosty, jelas jelas solsol sedang ketakutan saat ini" Balas gempa sambil menatap frostfire yang kini hanya bisa mengangkat bahu menyerah pada ke over protektifan gempa pada sang adik

"Terserah kau saja gem, pulang sekarang yuk, aku masih ada pekerjaan nanti sore" Ajak frosfire yang langsung di setujui gempa. baru beberapa langkah mereka berjalan tiba tiba frostfire menghentikan langkah kakinya (dan gempa hampir menabraknya karena frosty kita berhenti dadakan kaya tahu bulat) sambil memasang pose berfikir ala ala detektif gadungan

"Tunggu dulu sepertinya aku melupakan sesuatu" Ucap frostfire sambil mencoba mengingat apa kira kira yang baru saja dia lupakan, sebelum kemudian melihat ke arah orang orang yang kini tengah menatapnya dengan kebingungan sebelum kemudian mulai mengabsen orang orang didepannya

Karena Waktu Bisa Melakukan ApapunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang