tigapuluh delapan

2.3K 223 108
                                    

Mentari yang mulai terbit dari ufuk timur memberi kehangatan ke pada suasana pagi yang masih berembun. Bekas-bekas hujan semalam menetes dari dedaunan lalu jatuh ke bumi. Semilir angin sejuk serta sinar oranye yang menyilaukan mata menyapa wajah Sakura yang sengaja menghadap sinar matahari.

Kelopak gadis itu berkedip lambat untuk menikmati suguhan panorama yang terekam retinanya. Kakinya yang masih terbalut sandal rumah ia lepas untuk sekedar merasakan basahnya rerumputan di taman rumah pribadi milik Sasori.

Dua hari sebelumnya, Sasori mengajak gadis itu untuk pergi ke rumah miliknya yang terletak di dekat pantai Konoha, katanya hitung-hitung bertamasya. Rumah megah bertingkat tiga itu bukanlah satu-satunya hunian yang dimiliki Kakaknya, rupanya pemuda itu memiliki beberapa rumah lain lagi. Kekayaan yang didapatkan dari hasil kerja keras mandirinya itu diinvestasikan pada beberapa hektaran tanah di berbagai tempat juga beberapa rumah, belum lagi apartemen dan aset-aset lainnya. Serta rupanya pemuda Akasuna itu juga memiliki sebuah restoran. Dan mungkin masih banyak lagi yang belum terhitung.

Sakura hampir tidak percaya bahwa Sasori adalah Kakak kandungnya. Belum lagi ketika pemuda itu begitu royal memberi apapun pada Sakura. Bahkan Sasori pernah berkata bahwa semua hartanya adalah miliknya juga. Selain senang, Sakura juga merasa ngeri karena harta Sasori terlalu banyak untuk gadis itu ikut-ikutan akui sebagai miliknya.

"Sakura! Ayo sarapan." Suara Sasori terdengar dari arah pintu kaca yang menghubungkan ruang tengah dan taman belakang.

Gadis itu bangkit dan melangkah menuju dalam rumah. Di meja makan, ia melihat sudah ada kedua pasangan suami istri yang ditugaskan Sasori untuk menjaga rumah ini, keduanya tersenyum hangat menyambut Sakura. Di sana juga sudah ada Shinki yang sebelumnya memaksa untuk ikut ke sini.

"Mana Sasuke-kun?" Sakura melirik sekitarnya untuk menemukan pemuda itu, namun tak nampak kehadirannya.

"Dia sedang menerima telepon."

"Dari siapa?"

Sasori mengedikkan bahu sebagai tanggapan sebelum mengisi piringnya dengan nasi serta lauk-pauk. Gadis itu lantas mengikuti Sasori untuk mengisi piringnya. Beberapa macam hidangan membuat Sakura bingung untuk memilih yang mana yang harus ia makan, karena semuanya tampak lezat. Jika ia makan semuanya, tentu perutnya tidak akan muat.

Ketika pilihannya terjatuh pada salah satu menu daging, Sasuke muncul menghampiri meja makan dan mendudukkan diri di sampingnya.

Sasuke sebenarnya tidak diajak Sasori untuk ikut, hanya saja setelah Sakura memberi kabar bahwa gadis itu sudah pergi ke rumah ini ketika pemuda itu sedang berada di art cafe, malamnya Sasuke langsung menyusul dengan wajah bad mood karena Sakura tak mengajaknya pergi.

Semenjak Sakura membaik selepas rutin terapi ke psikiater, gadis itu lebih bisa mengendalikan diri. Terlebih kehadiran orang-orang di sekitarnya yang selalu memberi pengaruh positif, membuat Sakura tidak merasa sendiri. Tanpa kehadiran Sasuke pun Sakura kini bisa bersikap tenang dengan kondisi yang semakin pulih setiap harinya.

Melihat itu, Sasori memutuskan membawa Sakura pergi dari apartemen Sasuke untuk tinggal di salah satu apartemen miliknya. Sasuke sendiri tak bisa mencegah karena Sakura sendiri tidak menolaknya. Maka dari itulah akhir-kahir ini Uchiha Sasuke sering uring-uringan karena sering berjauhan dengan gadisnya, juga ia merasa tidak dibutuhkan lagi oleh Sakura. Karena pacar saja bukan, lalu alasan Sasuke bersama dengan Sakura sudah tidak ada lagi. Tapi tetap saja pemuda itu selalu memaksakan dirinya sendiri untuk ikut campur dalam kegiatan Sakura.

Usai menghabiskan sarapan, mereka beranjak dari meja makan untuk bersiap pulang karena Sasori masih banyak pekerjaan, begitupula Sasuke yang akhir-akhir ini mulai kembali sibuk dengan cafe miliknya, juga Fugaku yang belakangan kerap menghubunginya untuk meminta bantuan dalam urusan perusahaan.

FAILED DATING (Sasusaku Version) TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang