2 : Merikh Janji Gak Hilang Lagi!

86 8 16
                                    

Yerzhan sudah sehat kembali keesokan harinya. Kemudian hari-hari berjalan seperti biasa. Yang tak biasa, kelas mereka lebih sering diadakan dalam ruangan. Stainer dan Ward, dua anak yang tak bisa duduk diam sampai merengek pada perawat agar kelas diadakan di luar. Namun, anehnya saat kelas dilakukan di halaman panti, Yerzhan tidak ikut keluar. Dia hanya mengamati dari jendela ruang kelas yang kebetulan menghadap halaman atau membaca buku dalam ruang kelas. Para perawat pun tidak menegur kenapa Yerzhan tidak ikut belajar di luar dengan anak-anak yang lain.

"Kak Yerzhan gak main keluar?" tanya Merikh. Yerzhan menggeleng.

"Aku mau baca buku," ujar Yerzhan. Merikh menatap heran kakaknya.

Para perawat berkata Yerzhan terkena alergi sinar matahari. Hallvard selaku kakak tertua setelah Soren tentu tanpa ia sadari sering memperhatikan adik-adiknya. Dia menemukan hal yang aneh pada gigi taring Yerzhan, karena tidak seperti anak-anak lainnya. Gigi taringnya hampir mirip dengan gigi taring Mira, kucing yang diselamatkan Ward dan Steinar tempo hari. Panjang dan tajam. Apa apa dengan Yerzhan?, pertanyaan itu selalu muncul di benak Hallvard setiap melihat Yerzhan.

Ward pun kerap kali memaksa agar kakaknya yang cinta mati dengan buku itu untuk ikut bermain di luar, sampai menyeret Yerzhan yang tubuhnya lebih kecil dari Ward dan akhirnya malah mendapat jitakan dari Hallvard.

"Kamu mau Yerzhan pingsan lagi?" Ward hanya bisa menggerutu pelan sambil mengusap-usap bagian kepalanya yang dijitak Hallvard, kenapa Kak Hall hobi sekali menyiksa adiknya sih.

Sebelum terjadi pertengkaran lebih lanjut, Soren buru-buru menarik tangan Ward. Mengajaknya bermain di luar bersama saudara-saudaranya. Soren sebenarnya tak tega kalau adik-adiknya menjadi sasaran jitakan ataupun jeweran Hallvard. Namun adik-adiknya kalau tidak diperlakukan seperti itu tidak ada kapoknya. Soren hanya menjadi penengah kalau Hallvard jurus mengomelnya keluar.

"Anak-anak dengarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak-anak dengarkan." Di suatu malam saat makan malam, Zey memberikan pengumuman.

"Karena sebentar lagi masuk musim dingin, kita akan pergi ke pasar untuk belanja perlengkapan selama musim dingin." Riuh langsung memenuhi ruang makan.

"Kalian boleh ikut asal kalian menuruti aturan, paham?" Zey menatap kedelapan anak asuhnya.

"Baik, Sister," balas kedelapan anak kompak. Para perawat yakin kedelapan anak itu akan susah tidur malam ini karena terlalu antusias untuk pergi besok. Maklum, perawat senior melarang mereka untuk keluar dari wilayah panti kecuali dengan izin.

Hari yang cerah. Angin bertiup menyaluran hawa dingin. Perawat berwajah lembut tengah mengecek kalau kedelapan anak didiknya sudah mengenakan pakaian hangat. Terlebih pada Yerzhan, dia tidak boleh langsung terpapar matahari.

"Kak Yerzhan kok pakai tudung?" tanya Jaromir melihat Yerzhan mengenakan jubah bertudung yang menenggelamkannya tubuh mungilnya.

"Kak Yerzhan kan alergi cahaya matahari, kok Jaromir lupa sih," balas Yerzhan. Si bungsu mengerjap sebelum mengeluarkan suara oh panjang.

WanderlustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang