chapter 21

975 108 10
                                    

"Paman frosty jangan hancurkan tempat ini, solsol gak mau cari sekolah lagi, solsol maunya sekolah disini, ya.. Please... " Ucap solar disertai puppy eyes terbaiknya yang biasanya tidak pernah bisa di tolak oleh paman frosty nya, tapi sepertinya kali ini tidak berhasil karena frostfire hanya menatapnya sekilas sebelum memalingkan tatapannya dari solar

'Cih, sepertinya hanya itu satu satunya cara yang tersisa sekarang'batin solar sebelum kemudian mempersiapkan dirinya untuk melakukan hal yang menurutnya sangat memalukan, mengurangi martabat, plus melukai harga dirinya.

'Semoga saja masih mempan, meskipun solsol belum pernah melakukan ini selama bertahun tahun'batin solar

=============================================================================

Setelah selesai menyiapkan dirinya baik secara fisik maupun mental, solar yang sepertinya sudah merasa menyesal pada apa yang akan dia lakukan, tapi terpaksa dilakukannya pun mulai menarik ujung kemeja frosfire sebelum menatap sang paman dengan mata berkaca kaca plus bibir yang bergetar seakan menahan tangis

"Apa paman sudah tidak sayang pada solsol lagi, apa paman frosty benci pada solsol sekarang, apa solsol sudah tidak penting lagi buat paman frosty" Ucap solar dengan wajah memerah, mata berkaca kaca plus berlinang air mata, yang sukses meluluhkan bukan hanya sang paman tapi juga sang kakak yang kini tengah panik mencoba menghiburnya

"Aduh solsol maafin paman ya, paman gak bermaksud buat cuekin solsol, paman cuma lagi khawatir sama kak supra mu, maafin paman ya, nanti paman belikan apapun yang solsol mau, jadi solsol jangan nangis lagi ya" Ucap frostfire seraya menyeka air mata yang terus mengalir dari mata keponakan kecil kesayangannya

"solsol maafin kak gem juga ya, kak gem gak bermaksud memaksa solsol, maafin kak gemgem ya, kak gem janji nanti malam kak gemgem bakalan masakin apapun makanan yang solsol mau, jadi berhenti menangis ya" Ucap gempa sembari memeluk tubuh adik kecilnya yang gemetaran.

Sementara thorn yang baru saja menyaksikan teman barunya menangis langsung berlari mendekati solar sebelum kemudian memegang sebelah tangan solar yang bebas (karena yang satunya sedang sibuk menarik narik baju frostfire) sebelum kemudian menggosoknya perlahan dengan maksud menenangkannya,

"Sol jangan nangis" Ucap thorn mencoba menenangkan tangisan solar, karena entah kenapa thorn merasa tidak suka ketika melihat aliran air mata di kedua pipi chubby solar, hatinya serasa teriris iris pake penggaris ketika mendengar isak tangis solar yang sungguh menyayat hatinya. Karena itulah saat ini thorn mulai membulatkan tekad dalam hatinya agar tidak membiarkan teman barunya solar menangis lagi, dia berjanji pada dirinya bahwa dia akan melindungi solar dengan seluruh kekuatannya, dan dia juga bertekad untuk menghapus semua rasa sakit dan kesedihan dari wajah solar serta menghilangkan apapun yang menghalangi jalan ataupun menyakiti solsolnya, Meskipun harus secara paksa.

"Solsol kamu anak baik kan, jadi jangan menangis, kau akan membuat kakak, paman, dan temanmu sedih kalau solsol terus menangis" Ucap ice seraya menepuk kepala solar dengan lembut

Sementara solar yang merasa bahwa dirinya sukses dalam menjalankan rencananya dalam menipu dan mengelabui, merasa sangat bahagia dan juga bangga akan keterampilan aktingnya yang luar biasa, karena bukan hanya sang paman frostfire yang tertipu oleh tangisan buayanya, bahkan sang kakak,gempa, thorn, dan paman ice pun ikut tertipu oleh bakat aktingnya yang luar biasa. Kecuali dua orang sisanya yang sepertinya akan agak sulit untuk diyakinkan oleh tangisan karena kurangnya akhlak, minimnya empati serta kurangnya akal sehat yang ada di kepala mereka.

"Apa yang terjadi, kenapa kalian berkumpul disini" Tanya supra yang baru saja datang entah darimana dan berjalan dengan santainya ke arah mereka

"ADIK KECILKU, KAU KEMBALI" Teriak frosfire berdiri dengan kecepatan kilat sebelum melompat dengan maksud untuk memeluk sang adik yang dengan santainya menghindarinya, sebelum kemudian berjalan cepat ke arah sepupu kecilnya yang memiliki jejak air mata di kedua pipinya yang kemerahan

Karena Waktu Bisa Melakukan ApapunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang