03. Gak Jadi Nikah

348 11 0
                                    

Selama perjalanan, mereka cuma terdiam. Jeslyn cemberut sedangkan Kristan malah tersenyum - senyum sendiri. Lima belas menit kemudian mereka sampai di catatan sipil.

"Pak.. saya belum bilang setuju" lirih Jeslyn tak berdaya menatap Kristan.

Kristan tak mempedulikan perkataan calon bininya itu. Kristan malah asik tengok kiri tengok kanan yang membuat Jeslyn pun menjadi bingung.

"Liatin apa sih?" tanya Jeslyn sambil mengerutkan alisnya.

"Kok pintu luarnya seperti ketutup rapat ya? Apa memang lagi tutup?" jawab Kristan masih tidak percaya.

"Iya mungkin tutup. Udah kita pulang aja, aku ada pekerjaan dikantor. Cepat puter balik mobilnya" balas Jeslyn bersemangat karena mereka tidak jadi foto.

"Tunggu disini, gue pergi cek. Jangan coba coba kabur ya" titah Kristan yang membuat Jeslyn semakin kesal namun tak berdaya.

Kristan turun dari mobil dan mendekati pintu biro catatan sipil itu. Sedangkan Jeslyn sedang merenungi nasibnya yang tak berdaya di mobil. Namun, pandangan gadis itu tak sengaja mendarat dipinggir jalan dan melihat sosok seorang nenek beserta 2 anak disampingnya, yang satu perempuan dan yang satunya lagi laki laki.

Nenek itu terbaring di jalan dan kedua anak itu tampak sedang menangis. Jeslyn merasa iba. Dia berbalik dan melihat kearah Kristan yang tak kunjung balik. Lalu akhirnya dia turun dari mobil dan menghampiri nenek dan kedua anak itu.

"Dek, kalian kenapa?" tanya Jeslyn gugup.

Dia takut ditipu. Sejak kecil, Jeslyn sering dimanfaatkan oleh teman-temannya karena sifatnya yang terlalu ramah dan tidak enakan.

"Kak, tolong nenek kami. Hiks hiks..." anak perempuan itu menjawab sambil memohon pada Jeslyn.

"Nenek kalian kenapa dek?" tanya Jeslyn sambil berusaha membangunkan nenek itu.

"Kami gak tahu kak, tiba tiba saja nenek melemas dan jatuh tertidur huwaa" jawab anak itu dengan sesegukan.

Jeslyn berusaha membuat nenek itu sadar sambil bertanya tanya dalam hatinya, apa yang terjadi pada nenek itu. Tiba tiba Kristan datang dan meluapkan emosinya pada Jeslyn.

"Kamu ini ngapain sih? Kan sudah kubilang tunggu aku dimobil. Jangan coba coba melarikan diri!" tegur Kristan marah dan menarik tangan Jeslyn untuk bangkit.

"Catatan sipil buka, ato foto sekarang" lanjut Kristan sambil menarik tangan Jeslyn untuk pergi.

Namun anak laki laki itu menahan sebelah tangan Jeslyn.

"Kak, tolong kami..." pinta anak laki laki itu.

Jeslyn menatap kasihan mereka. Jeslyn meminta tolong pada Kristan dengan menjelaskan yang terjadi pada mereka. Setelah Jeslyn menjelaskan, dia memohon mohon pada Kristan agar dia mau mengantarkan mereka ke rumah sakit.

Kristan ikut merasa kasihan dan juga merasa bersalah karena sudah salah paham pada calon bininya. Kristan setuju untuk membantu mereka.

Namun, dilain sisi, "Tapi catatan sipil bakal tutup sebentar lagi, gimana kalau kita foto dulu?" tawar Kristan.

"Kalau ditunda lagi, nenek ini bisa kenapa kenapa dan tambah parah. Sudahlah, kita bawa mereka aja dulu, entar kalau masih ada waktu kita foto. Atau besok aja bisa kan?" balas Jeslyn.

Kristan mengalah dan menggendong nenek itu menuju mobil. Sedangkan Jeslyn mengajak kedua anak itu agar ikut dengannya. Kristan kembali ngebut menuju rumah sakit. Sampai di rumah sakit, tak lama kemudian dokter mengatakan bahwa nenek itu demam tinggi dan perutnya kosong.

PASANGAN Idaman Semua Orang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang