55 || Penyakit Zean

12.1K 958 43
                                    

Haii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii

Happy reading cantik<3


----||----

Keysha berjalan tergesa-gesa ditengah koridor rumah sakit. Gadis yang masih berseragam sekolah itu mengundang perhatian dari pengunjung rumah sakit yang menatapnya bingung dan juga─aneh?

Sungguh, saat ini keadaan Keysha jauh dari kata baik. Keysha terpaksa menerobos hujan pada saat menuju rumah sakit. Terjebak macet, ia meninggalkan mobil Chika dan memilih berlari dibawah guyuran hujan lebat membiarkan seragamnya basah kuyup.

Itu tidak penting bukan? Nyatanya Zean lebih penting untuk saat ini.

Keysha memelankan langkahnya ketika melihat beberapa orang yang berdiri didepan pintu UGD. Matanya menangkap sosok Calista tengah menangis tergugu di lantai rumah sakit.

Calista sangat amat terpukul saat mendapat kabar bahwa Zean kecelakaan dengan kondisinya yang jauh dari kata baik.

"Tante?" panggil Keysha, suaranya tercekat.

Calista mendongak, mata sembabnya menatap Keysha dengan penuh air mata yang terus mengalir deras.

"Keysha... Zean...," lirih Calista ketika Keysha memeluknya.

"Z-zean baik-baik aja kan? Dia gak kenapa-napa kan?" Keysha merintihkan air matanya.

Calista belum menjawabnya. Diamnya Calista membuat perasaan Keysha semakin tidak karuan. Keysha berharap jawaban Calista bukan seperti ketakutan yang selama ini menghantuinya.

"Zean..., kritis Key."

Pundak Keysha merosot kebawah, tangannya yang sedari tadi memeluk Calista jatuh begitu saja. Rasanya jantungnya berhenti berdetak setelah mendengar penuturan Calista soal keadaan sahabatnya.

Apa ini? Bukan! Bukan ini yang ingin Keysha dengar. Bukan ini yang Keysha mau. Baru beberapa jam yang lalu Keysha melihat kemenangan Zean, baru beberapa jam yang lalu Zean menghubunginya, baru beberapa jam yang lalu Zean mengatakan akan segera pulang dan ingin bertemu dengannya.

Lalu apa yang terjadi sekarang?

Keysha berdiri. Tangannya bertumpu lada tembok menopang tubuhnya yang melemah. Langsung saja air mata Keysha mengalir deras membasahi pipinya, dadanya terasa sangat sesak menatap Zean yang sedang terbaring tak berdaya dengan selang oksigen serta beberapa alat medis lainnya yang menancap pada tubuhnya.

Apa ini yang Zean maksud waktu itu? Tidak! Tidak boleh terjadi apa-apa kepada Zean. Sekuat dan setenang mungkin Keysha meyakinkan dirinya bahwa sahabatnya itu akan baik-baik saja.

"Lo gak boleh kalah, Ze. Gue mohon..." parau Keysha tercekat memejamkan matanya kuat.

"Key..." Alika mengelus pundak yang Keysha yang bergetar, gadis itu menangis dalam diam.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang