"Aku tahu hadiah apa yang kamu maksud. Aku mau memberikannya."
rassya berhenti melangkah mendengar aqeela berkata seperti itu. aqeela pun berhenti di belakangnya.
"tapi tidak malam ini!"
***
Pagi ini hujan turun deras. aqeela mencorat-coret jendela yang berembun di kamar, sambil sesekali mendengus melirik rassya yang belum bangun di atas kasur. Lelaki itu sudah dia bangunkan berkali-kali dengan cara apa pun tapi usahanya belum membuahkan hasil. aqeela pun berjalan menjauhi jendela, kemudian duduk di tepi kasur tepat di samping rassya. Menatapi wajah damai rassya, membayangi kemarin malam lelaki itu tidak bisa tidur karenanya, dan setelah dia ada, rassya kembali tidur seperti mayat, sulit dibangunkan.
"Hubbiy, kamu mati yah? Enak banget sih tidurnya," aqeela menaruh kepalanya di atas dada bidang rassya.
"Ini udah siang lho, memangnya kamu gak kerja? Harusnya biarpun hujan kamu tetap kerja, kalau kamu nggak kerja calon 25 anak kita mau dikasih makan apa coba? Empur ayam?" aqeela memainkan kancing piyama rassya.
"Padahal semalam itu kamu tidur duluan, tapi kenapa kamu yang bangun telat, biy? Gak biasanya."
Oh tentu saja aqeela tidak tahu kalau sisa semalam itu rassya terjaga mengamati wajahnya, hingga hampir pagi barulah dia tertidur.
"rassya! ... kamu mau aku perkosa dulu baru bangun ya?" aqeela pun menduduki perut rassya. Sebenarnya cara ini sudah aqeela coba sebelumnya, tapi tidak mempan. "RASSYA!!!" Dia juga sudah berteriak ke sekian kalinya, mungkin ada batu yang menyumpal telinga rassya sampai teriakkan dahsyatnya tidak mengusik tidur lelaki itu.
Cara ini yang belum aqeela coba, yaitu menutup wajah rassya dengan bantal meskipun resikonya besar. Dan saat bantal sudah aqeela taruh di wajah rassya, bantal itu langsung terbang, dibuang rassya ke lantai. rassya membuka matanya terlihat sipit.
"Bangun, sayang... udah siang ..." aqeela tersenyum seimut mungkin. Akhirnya rassya bangun juga!
"Apa yang kamu lakukan di ... di atasku?!" rassya membulatkan matanya itu.
"Tadinya mau perkosa kamu, mumpung di luar hujan ya kan? Cuacanya mendukung banget buat bikin anak lho, hehe."
"Minggirlah!" balas rassya ketus.
"Nggak mau, bikin anak dulu." aqeela cengegesan.
"Oh, begitu ya?" rassya tersenyum miring. Karena aqeela duduk di atasnya, jangan salahkan juniornya yang bernama Juned bangun dari tidurnya. rassya pun membanting tubuh aqeela ke sisi kasur lain hingga dia yang ada di atas aqeela.
"Jam berapa sekarang?" tanya rassya dengan tatapan tidak biasanya. Ada api gairah di mata hitamnya yang berkilat itu.
"Se-setengah 8," jawab aqeela gugup. Nyesal deh bercandain rassya mulu. Kalau pagi ini dia bikin anak juga bagaimana? Pikirnya kalut.
"Masih ada waktu dua jam untuk meeting dengan kolega bisnis dari Korea." Seringaian mesum tercipta di bibir rassya. "Ada bagusnya juga memanfaatkan dua jam itu."
"rassya, di luar hujan lho, lebih baik kamu berangkat kerja sekarang ya kan? Daripada nanti tambah deras terus mobilnya kerendam banjir kan gak lucu CEO ganteng kebanjiran di tengah jalan."
"Diamlah!" Meskipun rassya selalu terlihat serius, tapi keseriusannya kali ini membuat aqeela gemetar. "Jangan mengatakan apa pun lagi."
"Ta--"
"Apa?" rassya menautkan jari-jarinya dan menahan tangan aqeela di samping kepalanya. "Sudah cukup aku menahannya selama ini. Ternyata kamu sangat pintar membangkitkan gairahku."

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED [END]
Fanfictionsebelum baca follow dulu dong... kelanjutan kisah seorang gadis yang terpaksa menikah dengan boss nya sendiri. hanya karena kesalahan yang bahkan tak disadarinya aqeela terpaksa menandatangani perjanjian tertulis. lalu apa jadinya jika aqeela menika...