42 | Mimpi buruk Elgara

100K 12.8K 1K
                                    

[ Happy reading ]




Althan menatap intens dua orang yang berbeda dihadapannya itu. Ya, mereka adalah babysitter dan ART baru dirumahnya.

"Perkenalkan saya Tari. Tuan, babysitter yang dipanggil oleh tuan Fano." jelas babysitter itu.

Apakah papahnya itu tidak salah memilih babysitter? Pedahal dulu Althan meminta dicarikan babysitter yang sudah tua saja.

Tapi sekarang, babysitter yang dipilihkan papanya itu malah terlihat seperti seumuran dengan Althan.

"Bi Inah boleh langsung kebelakang aja, bantuin istri saya masak didapur." ucap Althan kepada wanita paruh baya disamping babysitter itu.

Bi Inah mengangguk patuh, seraya melangkah mengikuti instruktur dari tuan mudanya itu.

Bi Inah itu ART pilihan Althan, teman bi Asih dulu. Jadi tak ada yang perlu diragukan lagi dari wanita paruh baya itu.

"Lo punya surat pengalaman kerja jadi babysitter sebelumnya?" tanya Althan penuh selidik.

Wanita itu mengangguk. "Saya sudah beberapa kali menjadi babysitter, tapi saya lupa membawa buktinya tuan."

Althan melirik kembali wanita dihadapannya. Penampilan yang terlihat cupu itu membuatnya sedikit percaya.

"Papa!" teriak bocah yang baru saja datang, dan langsung memeluk sebelah kaki Althan.

Zea tersenyum tipis kepada babysitter baru itu, "Ayo berangkat, udah siang nih." ucap Zea pada Althan.

Althan mengangguk, melepaskan pegangan kuat dari Elgara.

"Mommy sama papa mau berangkat sekolah, sama mbak Tari dulu ya?" bujuk Zea.

Tadi dibelakang Zea sempat berbicara banyak bersama bi Inah. Perempuan itu juga bertanya tentang babysitter yang baru kepada bi Inah.

Elgara menatap babysitter itu sekilas, kemudian bersembunyi dibelakang kaki Althan.

"Nda mau, El mau kelumah oma aja!"

Zea mengelus pipi bocah itu. "Ayo sayang, mommy sama papa udah mau kesiangan."

Balita itu tetap menggeleng. "Papa, El mau ikut cekolah baleng papa aja!"

Babysitter itu berlutut untuk menyamakan tingginya bersama Elgara, kemudian memaksa tubuh bocah itu untuk digendong.

Elgara menangis memberontak minta dilepaskan, membuat Althan menatap tajam bebysitter itu.

"Lo becus gak sih?!" bentak Althan.

Elgara turun dari gendongan Tari, lalu berlarian kearah dapur.

Zea menyentuh punggung suaminya. Mencoba menenangkannya kembali. "Udah sayang, mungkin El belum terbiasa sama Tari."

Elgara kembali, seraya menarik pergelangan tangan bi Inah.

"El mau sama bibi." ucap bocah itu.

"Biar den Elgara sama bibi aja, den Althan sama non Zea juga kan mau sekolah." ujar bi Inah.

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang