(+Extra Part) - Bubarnya SIN

101 4 0
                                    

Sonya menghela napas panjang sambil menatap lautan yang airnya begitu bersih, kakinya basah terkena ombak yang mendekat ke pantai.

"Sedang apa?" tanya Edward sambil duduk di sampingnya.

Sonya melihat kearahnya sambil tersenyum. "Hanya menatap debur ombak saja"

"Aku tadi mencari mu"

"Untuk apa? Bukankah sudah ku bilang kau beristirahat saja agar luka di tubuh mu segera pulih dan kita bisa cepat pulang"

"Aku masih sanggup untuk mengangkat tubuh mu"

Sonya mengalihkan pandangannya dari Edward dan kembali menatap kearah ombak besar yang menghantam batu karang hingga terpecah belah dan menyatu lagi lalu hancur lagi, begitulah seterusnya. Saat itu juga Edward merangkul pundak Sonya , Sonya melihat kearahnya dan menyandarkan kepalanya di dada Edward. Edward pun tersenyum tapi senyumannya menandakan bahwa dia sedang mengalami sesuatu yang tidak bisa di bilang gampang. "Sepertinya kitacakan seperti Ombak itu"

"Maksud mu?"

"Bukan tentang kau dan aku, tapi tentang kita semua yang sudah hampir 7 tahun bersama-sama"

"Jadi?"

"Mungkinkah SIN akan bertahan lama lagi setelah ini?"

Sonya menarik kepalanya dan menatap kearah Edward. "Apa maksud mu?"









••••••









Jack berdiri menatap layar proyeksi peta Pulau itu sambil memegang sebuah kertas kecil, Ken terlihat sedang mengamati tulisan dalam layar itu. Pintu terbuka memperlihatkan Edward yang masuk ke sana bersama Sonya di sampingnya.

"Selamat pagi, Tuan!"

"Ya, selamat pagi kembali"

Ken yang mendengar suara Edward pun langsung melihat kearahnya dan tersenyum. "Kau sudah sembuh, Edward?"

"Aku tidak apa-apa"

"Hanya keras kepala!" sahut Sonya sambil duduk di kursi yang tak jauh dari sana. "Aku sudah menyuruhnya untuk beristirahat"

"Suami mu memang keras kepala, Sonya. Jika tak percaya coba saja kau pukul kepalanya pasti sangat keras," kata Ken sambil tertawa.

"Tidak. Kepalanya lembek"

"KEPALA APA?" tanya Ken dan Jack hampir bersamaan. Edward tersenyum dan menatap kearah Sonya yang ekspresi wajahnya langsung berubah seketika.

"Ya kepala... Kepala pokoknya. Ah sudah lupakan!" Sonya langsung mengalihkan perhatian dan pandangannya dari mereka semua sambil menatap komputer yang terus memperlihatkan kehidupan di hutan Pulau itu.

"Kapan kita akan pulang?" tanya Jack.

"Kapan pun boleh"

"Baiklah..." Jack terangguk.

"Setelah pulang nanti apalagi yang harus kita kerjakan?" tanya Ken.

"Yang pasti---"

"Tidak ada!"

Jack dan Ken kaget, mereka pun langsung melihat kearah Edward. Jack mengangkat sebelah alisnya. "Apa maksud dengan tidak ada?"

SECRET ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang