Chapter 27

480 47 0
                                    

PD Bang membaca pesan yang ia terima. Tersirat kelegaan dari raut wajahnya. Diletakkannya ponselnya di meja kerjanya.

Teringat wajah serius anak bungsunya saat meminta ijinnya untuk tinggal sehari lagi di sana. Ia tahu, anaknya itu sedang menjalankan misi. Meskipun berat, ia mengijinkannya. Tak bisa ia menolak permintaannya, karena tak diijinkan pun ia akan tetap tinggal.

"PD Bang."

Suara Sejin membuyarkan lamunan PD Bang.

"Sejin, sudah kau persiapkan semuanya ?"

"Sudah. Pihak Hybe akan datang setengah jam lagi. Ada kabar dari Jungkook ?"

"Ia baru saja take off, akan tiba nanti sore."

"Syukurlah. Kau bisa tenang sekarang. Aku tahu kau memikirkan anakmu itu sejak kau tiba kemarin."

PD Bang tersenyum.

🐰🐰🐰


Jungkook memejamkan mata. Kepalanya sedikit pusing. Direbahkan badannya sejenak. Setelah meeting seharian bersama PD Bang, ia langsung menjalankan misinya bersama Steve. Dan sekarang harus terbang lebih dari dua belas jam untuk pulang.

'Aku akan tidur seharian begitu sampai dorm.' Pikirnya.

Menghela nafas dalam. Ia kembali menegakkan punggungnya. Diambilnya laptop dan ipad dari tas ranselnya. Dinyalakannya kedua alatnya itu. Dihubungkannya dengan kabel datanya.

Satu persatu dibacanya file file yang berhasil ia retas dari laptop Stephani Fu. Sesekali mengerutkan kening. Tetapi ia tersenyum puas. Informasi yang diperolehnya bahkan melebihi yang diharapkannya.

🐰🐰🐰

Sementara kepolisian Hongkong bidang narkoba sedang ramai. Mereka mendapatkan informasi dari seorang anonim. Bersamaan dengan itu, tangkapan beberapa komputer mereka tiba tiba berubah ubah. Monitor nampak memburam.

Panik melanda mereka. Para ahli komputer mereka dikerahkan untuk mengatasi serangan virus dadakan itu.

Kepala satuan narkoba itu memijit kepalanya. Pikirannya bingung. Komputernya terkena virus ketika email berisi informasi itu datang. Apakah itu hanya jebakan saja ?

'tut tut tut'

Keningnya berkerut melihat telepon masuk tanpa nomor di ponselnya. Ditekannya tombol hijau ponsel itu.

'Perkuat pertahanan terdalam kalian. Aku akan menghandle dari luar.'

Suara dengan logat British yang kental terdengar.

'Bunny ?'

Ia tahu Bunny. Bunny pernah sekali memberi informasi kepadanya. Dan informasinya sangat akurat.

'Cepat lakukan.'

'Baiklah.'

"Perkuat pengamanan terdalam kita. Bertahanlah. Seseorang akan membantu kita." Perintahnya pada anak buahnya yang berjibaku di depan komputer.

Para teknisi komputer itu memfokuskan pada firewall mereka. Mengetikkan algoritma algoritma pertahanan terkuat mereka. Beberapa saat komputer mulai normal kembali. Sedikit kerusakan terjadi pada sistem mereka. Tetapi tidak fatal.

'Terima kasih atas bantuanmu Bunny. Jadi siapa sebenarnya yang menyerang kami. Apa ini ada hubungannya dengan informasi yang kami peroleh ? Apakah kau yang mengirimkan informasi itu kepada kami ?'

'Itu adalah informasi terbaru tentang pabrik narkoba di Hongkong. Merekalah yang telah menyerang kalian. Kalian harus cepat bergerak. Lakukan yang perlu kalian lakukan sebelum dua puluh empat jam, sebelum semua terlambat Aku akan mengawasi kalian dari sini.'

CODE NAME : BUNNY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang