About Secret

278 49 1
                                    

"Makasih om tante udah nonton." Ucap pelatih Camilla setelah pasukan Camilla tampil dan kedua orang tua Camilla nyamperin ke ruangan kelas.

Otomatis Jay sama Nadya ikut juga kan tuh, Camilla pura-pura duduk aja sambil minum air.

"Camilla sayang foto dulu nak sama mami papi." Camilla sedikit hela nafas lalu bangkit.

Setelah berdiri bertiga didepan kelas, Camilla senyum tipis doang. Males sebenernya tapi harus profesional.

"Foto sama Jay ya sayang?" Camilla langsung geleng kepala abis itu jalan lagi kekursinya sambil nyaut,

"Males."

"Ini foto sama Nadya juga, katanya Nadya sahabat kamu disekolah." Camilla yang lagi jalan langsung berhenti setelah maminya ngomong kaya gitu.

Camilla senyum miring lalu balik badan, "dia? Sahabat aku?" Mami papi Camilla ngerutin kening.

"Iya kan? Dia sahabat kamu??? Nadya yang bilang ko." Camilla gendong tasnya lalu berhenti didepan maminya,

"Kalo dia sahabat aku, kenapa dia rebut tunangan aku mi?" Camilla ketawa sarkas lalu nunjuk muka Camilla,

"Dan elo, gak usah so akrab sama orang tua gue!" Setelah kasih penghormatan sama seniornya Camilla keluar dari ruangan kelas.

"Jay? Is it true?"






Camilla turun dari taxi lalu masuk kedalam apartment karena tujuannya sekarang adalah rooftop tinggi dengan hembusan angin kencang.

Dirooftop Camilla nangis, duduk ditanah lalu kepala menelengkup dilutut ditutup kedua tangan. Camilla nangis sesegukan, pikirannya kacau. Camilla cape dengan keadaan saat ini. Camilla bener-bener benci Jay juga Nadya.

Ponsel Camilla terus-terusan geter-geter dari dalam saku celananya. Merasa terganggu Camilla ambil ponselnya lalu dilempar sampai ponselnya berhenti bunyi.

Sehabis nangis Camilla bangkit lalu jalan menuju tembok rooftop. Disana Camilla menatap lurus kedepan lalu menghela nafas. Kepalanya menunduk dan terpampang pemandangan jalan dibawa sana.

Banyak pikiran buruk Camilla kaya jatuh atau jangan dan terus muter dikepala Camilla sampai kedua tangannya dorong tembok untuk naikin kakinya.

"KAK JANGAN!" Sebelum Camilla naikin dua kakinya jadinya diturunin lagi dan berbalik.

"Kakak mau ngapain?" Camilla ngerutin kening karena bingung kenapa cewe ini agak mirip sama dia.

"Kamu siapa?" Cewe itu senyum lalu sodorin tangannya,

"Aku Jinni, adik kelas kak Mila." Camilla ngerutin kening heran tapi tetep jabat tangan Jinni.

"Hai Jinni."

"Kakak mau loncat?" Tanya Jinni, Camilla geleng-geleng.

"Kakak jangan loncat, kalo kakak loncat Nadya makin seneng ntar." Camilla makin heran, "maksud kamu?"

"Aku tau ko kalo kak Nadya gak hamil anak kak Jay."

"Tapi anak kak Mahesa." Camilla melotot.

"Dan kakak tau? Pengirim surat anonim yang selalu kakak terima asalnya dari kak Mahesa." Camilla melotot lagi.

"Kamu tau dari manaa????" Jinni senyum lalu kasih sebuah flashdisk ketangan Camilla.

"Liat dirumah ya kak, aku mau les piano dulu." Camilla tahan tangan Jinni,

"Kenapa kamu tau aku disini? Dan kenapa kamu bisa tau semua ini?" Tanya Camilla kebingungan, tangan Camilla pegang kedua pundak Jinni,

"Please kasih tau gue Jinni!" Jinni senyum tapi raut mukanya sedih.

"Kak, aku tau ini semua karena aku mau bantu kakak."

"Atas dasar apa?" Jinni hela nafas lalu nunduk,

"Karena aku adik kak Mila."

"YOU WHATT??? IMPOSSIBLE!"

"Aku serius kak! Semuanya ada di hard disk itu di album Jinni family, aku pamit kak, permisi." Camilla panggil lagi Jinni tapi anaknya udah keburu lari.

Dan sekarang Camilla tatap flashdisk tersebut sambil bengong. Beberapa kali tangannya sibak rambut setelah itu gendong lagi tasnya dan turun menuju lift.

"Gak mungkin papi punya istri lagi."

RECKLESS - JAY PARK ✔Where stories live. Discover now