PART 6

8.9K 1.3K 53
                                    

PART 6

Tak ada lagi siswi-siswi yang mengejarnya dengan kesetanan, tetapi hari ini mereka mendekati Bintang sambil tersenyum tak tahu malu.

"Bintang nggak ke kantin?"

"Bintang ayo bareng ke kantin!"

"Bintang punya pulpen nggak? Gue punya satu kotak mau 11?"

"Bintang."

"Bintang."

"Bintang."

"BERISIK!" teriak Bintang, membuat semuanya terdiam.

Sekarang mereka dalam mode normal. Pulang sekolah nanti berubah jadi zombie.

"Bintang~" Tori, salah satu anggota geng Barbieberry, muncul di ambang pintu sambil membawa setangkai bunga yang dipetiknya di pot kelas depan. Semua orang di kelas memandangnya. Setiap langkah kaki Tori terlihat melompat ringan. Dia berhenti di belakang siswi yang mengerumuni Bintang.

"Kalian bisa minggir nggak?" Semua siswi langsung menyingkir. Senyum ceria terbit di wajahnya yang mungil. "Bintang~"

"APA?" bentak Bintang.

Tori langsung tersentak kaget. Senyum ceria di wajahnya menghilang begitu saja. Matanya berkaca-kaca.

"Lo cengeng, ya?" tanya Bintang tanpa banyak berpikir. Apa pun akan dia lakukan asal yang berhubungan dengan Barbieberry apalah itu tak muncul di hadapannya. "Nggak usah nangis di depan gue. Berisik."

"Hiks.... Hiks...." Tori benar-benar menangis. "Pa—padahal gue cuma mau ngasih bunga." Dia menaruh bunga di meja Bintang, lalu berlari keluar dari kelas sambil terisak-isak.

"Absurd. Gila. Gue lama-lama bisa gila." Bintang menatap tajam siswi di dekatnya satu per satu, lalu dia menggebrak meja dengan tangannya. "GUE PERINGATIN, YA. Kalau ada yang berani nyentuh gue pulang sekolah nanti, nggak akan segan-segan gue smackdown."

Saras dan Tari memandangnya penuh harap.

"Kalian berdua. Nggak terkecuali." Bintang berdiri dari bangkunya dan berjalan menuju kantin. Dia akan berteriak di kantin itu seperti tadi dan memberi peringatan kepada semua murid sekolah ini.

"Baskara sialan. Si berengs*k itu." Bintang mengepalkan tangannya. Sibuk dengan pikiran sendiri, dia tak sengaja menabrak bahu seseorang saat lewat. "Ah, maaf," katanya tanpa memandang mata lawan bicara.

Seseorang yang dia tabrak itu, Hanna, menolehkan wajah padanya dengan tatapan datar. Dia melihat punggung Bintang sambil mengernyit. Dua temannya terus meneriaki Bintang yang sudah menghilang di belokan koridor.

"Pantesan aja jadi incaran Baskara! Kelakuannya aja kayak gitu. Budek pula," kata teman Hanna, geregetan.

Hanna melangkah kembali sambil bergumam. "Kalian nggak salah, dia emang gembel."

Hanna tak mungkin lupa wajah anak itu. Setiap kali dia pulang sekolah, dia melihat wajah pangamen yang selalu menunggu di dekat rambu-rambu lalu lintas sementara dia akan melihat anak itu dari dalam mobilnya yang kacanya selalu tak dia buka.

Karena ayahnya selalu mengajarkannya untuk tidak memberi uang pada pengamen apalagi pengemis.

***

Bintang ingin bolos, tapi dia tak ingin mengecewakan Shareen.

Dia ingin pura-pura sakit, tetapi dia tak ingin membuat Shareen khawatir.

Pelajaran terakhir membuat Bintang tak tenang. Berkali-kali kakinya bergerak karena gugup.

Apa menerima kerjasama Saras dan Tari saja?

Atau lebih baik dia menyerahkan diri kepada Baskara?

Bagaimana pun dia tak tahu apa yang Baskara inginkan. Sulit berurusan dengan orang tak waras, pikir Bintang.

Barang-barangnya bahkan sudah dia masukkan ke dalam tas. Tak ada apa pun di mejanya selain kertas yang dia robek di awal mata pelajaran terakhir. Semua demi menyelamatkan diri dari serbuan para monster di kelas ini.

Berbagai pasang mata sudah mencuri-curi pandang ke arahnya sejak tadi. Mereka menyusun rencana. Peringatan Bintang kepada mereka sama sekali tak mereka hiraukan.

Bel tanda pulang terdengar. Bintang memakai tasnya. Melihat guru yang akan keluar dari kelas setelah salam yang diberikan oleh siswa-siswi kelas itu, Bintang segera mengambil langkah buru-buru dan berhenti di belakang guru tersebut.

Semuanya tak bisa menyerang Bintang. Bintang masih berjalan di belakang guru dan memandang penjuru kelas sambil tersenyum miring.

Namun, ketentraman Bintang berakhir ketika dia tiba di koridor.

Kerumunan para zombie dari kelas lain itu mulai menyerang Bintang, tak peduli ada guru di dekatnya. Bintang berlari kencang. Guru pun kena tabrak. Bintang panik melihat tatapan iblis para anggota geng Barbieberry yang memimpin pengejaran.

"BERHENTI ATAU GUE TANGKAP LO PAKAI TALI!" teriak Alexa.

Dan Alexa melakukannya. Dia punya keahlian dalam simpul. Bintang terjatuh karena tak bisa menggerakkan tangannya. Bibirnya nyaris menyentuh lantai.

"Sialan." Dia sudah tak bisa kabur. Geng itu berhasil menangkapnya dan membawanya ke hadapan Baskara.

***


thanks for reading!

love,

sirhayani

Matahari Dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang