Mermaid.11

232 20 0
                                    

"Ahaha, Eddelwiss cuma mau bikin ikannya gak panik aja dibawa ke sini", balasku dengan tingkah laku yang gugup.

"Hehe, iya sih, takutnya ikan kecil ini ketakutan dibawa sama kita ke sini", ucapnya sambil menatap ikan kecil yang berada di dalam toples berbau permen itu.

"Hei", si ikan kecil itu memanggilku. Aku refleks melirik ke arah ikan kecil yang ada di toples.

"Wangi permen", ucapnya dengan nada sedikit senang. Aku yang mendengarnya merasa aneh.

Aku mengernyitkan dahiku lalu ikan kecil itu terlihat bermimik tertawa. "Wangi permen ini enak sekali", lanjutnya sambil berusaha meliukkan ekornya.

Ikan itu meliuk mengelilingi toples sambil menikmati wangi permen yang disukainya, sepertinya.

Ya, walau liukkan ekornya tak selincah sebelum dia terluka, dia terlihat baik-baik saja. Hm, dia bisa menahan lukanya.

"Hei Eddelwiss", ucap Kak Kiki sambil memegang tanganku. Aku terkejut lalu menatap Kak Kiki.

"Eh, iya Kak Kiki?", sahutku sambil menatap Kak Kiki.

"Suka ya ngobrol sama ikan, sampai-sampai Kak Kiki dikacangin haha", ucapnya sambil tertawa.

Duh, ini Kak Kiki menyindirku kah?

Hehe, tapi kasihan, karena aku bisa bicara dengan ikan ini Kak Kiki jadi kukacangin.

"Ah maaf Kak Kiki, habisnya Eddelwiss suka banget sama ikannya", balasku gugup. Kak Kiki pun tertawa kecil memahami apa yang aku suka. Ya, aku suka ikan kecil itu. Lucu sekali.

"Sampai kapan mau ngobrolnya? Tidur", ucap Kak Aril tiba-tiba. Aku dan Kak Kiki melirik Kak Aril dengan terkejut.

"Oke", balasku lalu bangkit dari kursi lalu berlari ke kasurku.

Kak Kiki berjalan pelan ke kasurnya sedangkan aku berlari semangat dan setelahnya aku menghempaskan badanku ke atas kasurku.

Wih lembutnya. Aku bisa tidur seminggu nih kalau kasurnya empuk kayak begini. Haha, bercanda.

Kak Kiki pun duduk di tepi kasur lalu merebahkan badannya. "Selamat malam", ucap Kak Aril lalu mematikan lampunya. Dan setelah itu kami semua tidur. Oh malam, kenapa kamu datang dengan cepat? Padahal aku masih ingin di sini.

---

Cahaya fajar telah mengusik mataku dari arah timur. Aku pun membukakan mataku yang telah terpejam beberapa jam yang lalu.

Kulihat pemandangan pantai yang indah. Gelombang laut itu bergulung kecil menabrak bebatuan disekitarnya.

Ah, andai saja aku bisa menetap di sini beberapa hari lagi. Tapi, aku di sini hanya sehari semalam. Ya, tidak apa, lagipula aku sudah sangat senang bisa jalan-jalan ke pantai dengan Kak Aril dan Kak Kiki.

Dan aku juga senang, aku bisa bermalam di sini juga. Semoga saja aku bisa berlibur ke sini lagi.

"Eh dek, udah bangun. Tadi Kak Aril mau  baru aja mau bangunin", ucap Kak Aril sambil menghampiriku yang masih terbaring menatap pemandangan pantai dari jendela besar dekat kasurku.

"Dek?", panggilnya sambil menepuk bahuku perlahan. Aku sedikit terkejut.

"Eh, Kak Aril?", ucapku sambil beranjak bangun dari tidurku. Kak Aril menggelengkan kepalanya.

"Adek, adek. Mikirin apa sih?", tanya Kak Aril sambil duduk di dekatku. Aku menundukkan kepalaku sendu untuk beberapa saat.

Kak Aril malah mengacak-ngacak rambutku. Tapi, aku merasa nyaman di saat Kak Aril mengacak rambutku. Lalu, aku menatap ke arah jendela besar yang memperlihatkan begitu indahnya pemandangan pantai di pagi hari.

I AM MERMAID [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang