Rara menundikkan jarinya ke lengan kakaknya yang sedang berjongkok itu. Terlihat Anta yang lagi menundukkan kepalanya sambil memeluk lututnya. Rara memanggilnya beberapa kali dengan suara yang lembut, namun kakaknya itu tidak menyahutinya. Dia pun menarik napas sekencang-kencangnya, kemudian berteriak memanggil kakaknya itu dengan keras. "KAKK SENAA!!"
Anta pun terkesiap. Dia menoleh ke hadapannya dan ternyata yang berteriak adalah adiknya, Rara yang juga ikut berjongkok. "Ahh maaf Rara, tadi kakak — "
"Anta, kau kenapa?," tanya Kala yang baru saja kembali untuk mengambil lagi beberapa tas yang masih ada di dalam bagasi mobilnya.
Anta pun langsung berdiri. "Nggak kenapa kok!" Jawabnya panik kemudian mengambil beberapa tas dan membawanya ke dalam panti.
Kala merasa bingung dengan hal itu dan dia menoleh ke arah Rara. "Ada apa dengan kakakmu itu?"
Rara hanya mengangkat bahunya tidak tahu. Kala menghela napas dan menggeleng kepalanya pelan. Dia pun mengulurkan tangannya pada Rara. "Sini pegang tanganku," ajaknya, Rara menggeleng kepalanya cepat.
"Nggak mau!," tolaknya. Rara langsung berjalan cepat menuju ke dalam panti, menghentakkan kakinya keras dan mengayunkan tangannya secara bergantian.
'Aku benar-benar nggak ngerti sama anak kecil....'
***
"Akhir-akhir ini Kala sering mampir ke sini ya," ujar Hanna yang berada di samping Anta.
"Ya, katanya dia mau akrab sama yang lain"
'Akrab sama yang lain? Atau itu modus untuk deketin Sena?,' pikir Hanna. Hanna memperhatikan Kala yang berusaha tersenyum, biarpun masih terlihat kaku ke anak-anak panti sambil membagikan roti-roti itu.
"Oh ya, kau juga ajak adikmu ke sini ya?"
Anta mengangguk pelan.
"Sepertinya dia sudah akrab dengan yang lainnya," ujar Hanna tersenyum. Anta juga tersenyum, melihat Rara yang sedang memainkan lompat tali bersama dengan anak-anak panti lainnya.
"Suasana semakin ramai ya, apalagi dengan kedatangan mereka berdua." Ujar seorang wanita paruh baya yang berjalan menghampiri Anta dan Hanna.
"Bunda Mary!"
Bunda Mary adalah pemilik dari Panti Asuhan Kasih Ibu. Dia lah yang menerima Anta dan Nala dulunya untuk tinggal di panti asuhan ini. Beliau tersenyum ke arah mereka berdua dan menoleh ke arah Kala. "Anak itu yang datang di hari minggu lalu kan ya?," tanyanya.
"Iya, bunda. Namanya Kala," jawab Anta.
"Anta! Sini bantuin aku!," panggil Kala dari kejauhan.
Anta mendesah kesal kemudian dia berpamitan pada Bunda Mary. "Sena mau bantuin Kala dulu ya, bunda"
Bunda Mary tersenyum. "Nanti bilang ya sama dia, kalau bunda mau bicara sebentar dengannya"
Anta mengangguk pelan kemudian berjalan menghampiri Kala. Kala melihat wanita paruh baya yang tadi berbicara dengan Anta itu dan karena dia penasaran — dia pun bertanya pada Anta. "Dia pemilik panti ini, kau pasti pernah melihatnya. Dia hadir di acara ulang tahunnya Violet," jawab Anta.
"Aku tidak memperhatikan sekitar waktu itu"
"Lahh terus?"
"Karena aku hanya fokus lihat kau aja," lanjutnya dengan santai. Untuk kesekian kalinya, Kala berhasil membuat Anta terdiam membisu. Mereka saling menatap satu sama lain, tatapannya yang begitu dalam sehingga Anta tidak bisa mengalihkan pandangannya pada orang yang berada di hadapannya saat ini.
YOU ARE READING
𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]
Teen Fiction[𝗕𝗟 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆!!] Menceritakan tentang dua anak remaja laki-laki yang memiliki masalah pribadi dan mereka tidak sengaja bertemu di kejadian yang tidak terduga. Pertemuan itulah yang menjadi awal dari kedekatan mereka, di mana kedekatan mereka lebi...
![𝑼𝒏𝒇𝒐𝒓𝒆𝒔𝒆𝒆𝒏 𝑻𝒊𝒆𝒔 [COMPLETED]](https://img.wattpad.com/cover/295238341-64-k12012.jpg)