Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"ZEA!!!"
GREP!!!!
"Papa, Papa kenapa?" Zea yang tidak tau apa-apa itu dengan polosnya bertanya mengapa Riga datang sembari berlari lalu tiba-tiba memeluknya, "Papa, Papa kenapa?"
"Sebentar aku mau peluk, boleh?"
Zea yang masih kebingungan itu lalu tersenyum sangat manis dipelukan Riga, tangan yang masih menggantung disisi tubuhnya itu lalu ia angkat untuk membalas pelukan itu "Boleh, Papa kangen ya sama Zea? padahal baru tadi pagi loh Papa pergi"
Riga memejamkan matanya sejenak ketika memeluk tubuh kesayangannya itu, tak ada keinginan untuk melepasnya seolah tak akan ada hari nanti dan esok. Tangan kekarnya lalu terangkat untuk mengelus lembut kepala Zea. Ya, ini benar-benar kepala istrinya
Jantungnya masih berdegup kencang namun kini hatinya telah menghangat karna dapat memeluk tubuh kesayangannya
"Kamu nggakpapa kan?" Tanya Riga setelah melepas pelukannya
"Hm? Zea nggakpapa kok Pa, kenapa memangnya? Papa kangen terus nih sama Zea, kalau gitu Papa jangan pergi yaa, dirumah aja nemenin Zea"
Riga yang gemas dengan istri cerewetnya itu lalu memajukan kepalanya, mengecup singkat bibir pink miliknya, "Iya Papa kangen, Papa mau dirumah aja sama kamu. Tapi coba jawab dulu pertanyaan Papa, kamu beneran nggak kenapa napa kan? Apa ada yang sakit?
Riga masih begitu khawatir mengenai hal itu, jadi biarkan dia memastikannya sekali lagi
"Tadi Nona sempat muntah Tuan" sahut bibi yang datang sembari membungkukkan badannya hormat
"Muntah? kamu muntah kenapa yang? Perutnya sakit?" Tanya Riga khawatir
Entah kenapa ketika ditanyai seperti itu Zea tiba-tiba menundukkan kepalanya, terlihat ekspresi wajahnya yang juga berubah menjadi sedih
