42

6.4K 234 8
                                    

Beranjak dari rumah orangtua zia, kevan menepikan mobilnya ke sebuah cafe sebelum pulang kerumah.
Saat diperjalanan tadi ia mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal yang ternyata dirga. Dokter muda itu ingin mengajaknya bertemu.

Setelah memarkirkan mobilnya, kevan masuk kedalam cafe bertema vintage. Rupanya, dirga sudah menunggunya.

"Sori lama" ucap kevan pada dirga yang sibuk dengan ponselnya.
Mata pria berkacamata itu mendongkak lalu meletakan ponsel yang sejak tadi ia pegang diatas meja.

"Mau pesan?" tanya dirga.

"Coffe latte" sahut kevan, diangguki dirga seraya memanggil pelayan kembali.

Sambil menunggu pesanan datang. Dua orang pria itu hanya diam. Memang sejak dulu hubungan kevan dan dirga tak pernah baik. Apalagi sejak kevan tahu jika dirga dulu sangat menyukai zia.

"Selamat buat kembalinya hubungan lo dan zia" dirga yang sejak tadi diam.
"Tapi, kalau sampai lo kembali nyakitin zia ataupun keyra. Gw gak akan segan-segan buat bunuh lo dengan tangan gw sendiri"

Kevan menyandarkan tubuhnya dikursi. Kedua sudut bibirnya terangkat membuat sebuah senyuman. Bahkan sebelum dirga membunuh dirinya kevan bersumpah jika ia kembali menyakiti zia maka dia sendiri yang akan membunuh dirinya sendiri.

"Gw gak akan bisa janji" sahut kevan.

Membuat dirga reflek mengepalkan tangannya, bibir dokter tampan itu menggeretak menahan emosi.

"Tapi gw berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Cukup 4 tahun gw tersiksa karena kepergian zia. Gw gak mau lagi kehilangan zia untuk kedua kalinya"

Kepalan dirga mengendur, pria itu kembali membenarkan letak kacamatanya. Dapat ia tangkap. Tatapan mata lawan bicaranya itu penuh ketulusan. Ia pun dapat bernafas lega untuk membiarkan zia kembali pada kevan.

"Oh ya, terimakasih selama ini lo udah jaga zia dan keyra selama gak ada gw"

"Sori kalau sebelumnya gw udah berburuk sangka sama lo. Gw pikir lo udah nikah sama zia dan keyra anak lo"

"Gw harap juga begitu, tapi sayang hati zia udah terlalu penuh sama lo hingga ga ada celah sedikitpun buat gw masuk. Sekali lagi gw bilang, jaga zia baik-baik"

***

"Den baru baru pulang?" mbak ida, begitu melihat majikannya kedalam rumah. Kevan mengangguk, pria itu terus saja tersenyum lalu memeluk asisten rumah tangganya yang sudah ia anggap seperti orangtua sendiri.

"Mbak, saya bahagia banget" seruak kevan dalam pelukannya. Pria itu menangis tapi kali ini tangisnya bertanda kebahagiannya.
"Saya dan zia sudah berbaikan. Dia mau memberikan saya kesempatan lagi hiksh hikkksh saya bahagia sekali mbak sungguh bahagia"isak bahagia kevan.

Mbak ida, yang mendengar kabar bahagia majikannya ikut merasa senang. Wanita yang tak muda lagi itu ikut menangis bahagia.
"Mbak ikut senang den"

Kevan melepaskan pelukannya. Mengusap air matanya, sudut bibirnya masih membentuk senyuman.

 Mengusap air matanya, sudut bibirnya masih membentuk senyuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't Leave Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang