Part 27

163 31 11
                                    

Biasakan untuk menghargai karya seseorang dengan memberinya vote, biar authornya juga semangat. Karena menciptakan sebuah karya itu sulit.
.
.
.
.
.

Seungri bangun dari tidurnya yang dipaksa karena obat bius. Mendapati kedua tangannya diikat ke atas pada sebuah tiang di bangunan kosong seperti gudang tak terpakai. Posisi dirinya saat ini setengah tergantung karena kakinya masih bisa sedikit menyentuh tanah. Seungri mencoba bergerak ke sana kemari berharap ada cara untuk melepaskan diri. Nyeri yang dia rasakan yang menghambat gerakannya.

"Sudah bangun?"

Suara wanita menyadarkan Seungri jika dia tak sendiri di gedung itu. Jennie tengah duduk di sebuah kursi kayu dengan satu kaki menopang pada kaki lainnya. Tangannya bersidekap. Di sebelahnya berdiri seorang laki-laki yang seungri ingat itu Lucas.

"Lihat! Betapa tangguhnya dia. Sudah luka, masih saja tahan."

Memang terlihat darah dari luka di pinggangnya sudah membuat baju yang dikenakan Seungri basah. Jaket yang semula menempel pada tubuhnya untuk membuatnya hangat sudah tidak ada. Tubuhnya sedikit menggigil karena cuaca saat ini sedang dingin.

"Oppa, aku akan memberimu kesempatan hidup kalau mau melepaskan Jiyong Oppa," ucap Jennie masih dengan posisi yang sama.

Seungri menatap tidak suka dengan ucapan Jennie. Tangannya terus bergerak berupaya untuk melepaskan ikatan di tangannya. Seungri ingin sekali mencakar wajah Jennie saat ini jika saja tangannya terbebas.

"Kesempatan apa? Kau pikir aku akan terjebak untuk kedua kalinya lagi? Kau bilang akan menjaga Jiyong Hyung, tapi dia sangat tidak terawat. Lalu kau selalu berusaha membunuhku padahal aku sudah menjauhinya."

Seungri mengatakan hal itu hanya sekali tarikan napasnya. Dengan keadaannya saat ini sungguh membuatnya sangat tidak nyaman.

"Karena jika aku tidak melakukan itu aku yakin kalian pasti akan bersama dan tebakanku tidak meleset," ucap Jennie.

"Tentu saja kami akan bersama lagi karena Jiyong Hyung belum menceraikan aku. Kenapa kau begitu terobsesi dengan suamiku?"

Jennie berdiri dari duduknya yang awalnya membuat dia nyaman. Namun, kini dia gerah dengan ucapan Seungri. Dengan tanpa bersalahnya dia meremas luka Seungri yang membuatnya teriak kesakitan.

"ARKHH!!!"

"Sudah aku katakan, aku menyukai Jiyong Oppa sejaka aku melihatnya di sekitar Gedung Putih. Kupikir dia tidak dimiliki siapapun, tapi ternyata aku salah. Jadi, caraku adalah merebutnya darimu," jelas Jennie.

"Wa-wanita gila! Kupertegas padamu, aku tidak akan meninggalkan Jiyong suamiku, begitu juga dengannya. Kami akan mati bersama jika perlu, jadi kau sama sekali tidak bisa memilikinya!"

Sekali lagi ucapan Seungri membuat Jennie geram. Mata indah dan sendu milik wanita cantik ini menatap marah pada pria tak berdaya di depannya. Bola mata itu melirik pada tangan yang merah karena noda darah Seungri. Kemudian dia mengangkat sedikit sudut bibirnya menampilkan senyum sinis. Tanpa melihat pada Seungri lagi, Jennie meninggalkan Seungri sendiri. Lucas turut mengikuti ke mana langkah Jennie pergi.

...

"Mino-ah, yakin jika Seungri ada di sini?"

Jiyong melihat sekeliling gedung kosong di depannya tempat Yongbae tak jauh memarkirkan mobil van mereka. Sunyi, hanya diterangi beberapa lampu di sekitar jalanannya. Mino masih memperhatikan tablet yang ada di tangannya setelah dia memindahkan pencarian sinyal Seungri melalui ponselnya.

"Aku jamin tidak akan salah Hyung. Kau lihat denah gedung ini dan pelajari tempatnya," Mino berkata sambil menyerahkan tabletnya pada Jiyong.

Silver Feather  (End)Where stories live. Discover now