> 16 <

120 5 0
                                    


Aku Akan Berusaha Bangkit
Dan Itu Semua Untuk Kalian
🌱 Kalian Yg Bukan Hanya Sekedar Hadir, Namun Juga Menjadi Penyinar Harapan 🌱

•~•


Up pagi ni😉
Yuk semangat yuk puasanya
Rencananya mau up nanti siang
Tapi inget tugas menanti jadi milih pagi
Biar siangnya menyibukkan diri dengan tugas yg sudah menanti sejak beberapa hari
Maklum malesan anaknya😭
Ok ok cukup
Dan



Happy Reading


Suasana lapangan tampak sepi karna kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, di tambah terik nya matahari membuat siapa saja malas untuk melintas.

"Bu sum kejam, bisa-bisanya ngasih hukuman tak berperi ke siswaan"

"Andaikan gua pemilik sekolah, kagak ada lah hukuman kek gini"

"Cuma tugas hukumannya kaya gini, gimana kalo gua hancurin kelas"

"Berisik goblok" gertak danu, karna sedari tadi nanda terus menggerutu, mengekuarkan unek-uneknya.

"Ya habisnya"

Sedangkan di tengah mereka berdirilah vino yg sama sekali tak peduli dengan sekitarnya, ia terus hormat pada sang merah putih tanpa menghiraukan teman-temannya.

Vino rasa berbicara adalah sesuatu yg dapat menguras energi dan tenaganya, apalagi saat seperti ini.

Tiba-tiba nanda berhenti mengoceh, ia merasa ada sesuatu yg berdiri di sampingnya.

"Lah sel, lo ngapain di sini?"

"Di hukum" jawab selin enteng.

"Bukannya lo udah ngerjain tugas?" Danu berganti bertanya.

"Iya udah, tapi...."

"Tapi" ikut nanda dan danu.

"Tapi gua bilang ke bu sum kalo buku gua ketinggalan" cengiran tampak muncul di akhir kalimatnya.

"Bisa-bisanya lo, di saat yg lain ngak mau panas-panasan lah lo malah nyerahin diri, kepada matahari yg tak punya hati" lebay nanda.

"Biasa aja kali nan" kekeh selin.

Mereka diam beberapa saat hingga suara vino mengintruksi.

"Geser dan"

"Geser kemana?" Binggung danu.

Namun tak lama danu mengerti dan bergeser, temannya bisa perhatian pada lawan jenis juga ternyata.

Danu bergeser, vino menarik tangan selin yg sedang hormat menuju tempat, tepat di sampingnya.

Awalnya selin kaget namun akhirnya ia sadar, dan karna hal itulah ia menahan senyumnya yg sudah mengembang.

Pipinya bahkan ikut andili dengan mengeluarkan warna merah nya, merah karna panas dan karna... ya itulah.

Setelah sekian lama bel yg di nanti-nanti terdengar menguar di seluruh penjuru sekolah.

Mereka akhirnya bisa duduk di tempat yg teduh, mendinginkan diri dengan air.

"Minum" vino menyerahkan satu botol air mineral pada selin.

Ini bukan air dingin, hanya air biasa.

"Makasih, duduk vin" selin menepuk tempat kosong di sebelahnya, dan ya vino duduk dan menegak airnya.

Aku Bukan Dia ( kita Berbeda )Where stories live. Discover now