3

8 1 0
                                    

Jimin membawa Jaelin ke restoran Italia milik salah satu teman Jimin.

"Hei, Jimin. Lama tidak ke sini heh?" Dan si pemilik restoran menyambut Jimin ketika mereka baru saja duduk di kursi cantik.

"Yoongi Hyung!" Jimin berdiri dan berpelukan sebentar dengan Yoongi. Sementara Jaelin hanya menatap keduanya dengan matanya yang bulat lugu. "Lama tidak bertemu.."

Yoongi menatap Jaelin dengan sebelah alis terangkat, "Nah, kau bawa siapa?"

Jaelin memang masih pakai seragam, tapi dia dipakaikan jaket Jimin. Jadi terlihat imut di mata Yoongi sekalipun. Dan Yoongi tahu kalau jaket itu punya Jimin.

"Dia temanku." Kata Jimin.

Jaelin berdiri dan membungkuk pada Yoongi tanpa bicara apapun lagi. Jaelin hanya menatap Yoongi dengan inosen.

"Senang bertemu denganmu. Silahkan pesan apapun yang kau suka, Ah, iya, aku akan memberimu Gelato gratis. Kau suka rasa apa?" Tanya Yoongi, tapi Jaelin hanya menoleh pada Jimin tanpa menjawabnya.

"Gelato semacam ice cream." Jimin menjelaskan pada Jaelin yang terlihat bingung.

"Ah, aku suka cokelat." Jawab Jaelin. "Apapun asal jangan mintchoco."

Yoongi mengangguk, "Aku setuju denganmu. Nah, Jimin, apa ini menu yang biasa kau pesan?" Yoongi beralih pada Jimin.

"Iya, Hyung."

"Kalau begitu silahkan tunggu. Aku tidak akan menganggu lagi." Yoongi tersenyum dengan cara yang anehnya mengoda Jimin. Jaelin jadi tidak suka pada Yoongi. Dia terlihat tampan dan cantik sekaligus, takut kalau Jimin memang menyukai pria itu karena Yoongi terlihat bersemangat bersama Jimin.

Tunggu, Jaelin belum tahu orientasi seksual Jimin. Apa jangan-jangan Jimin gay? Atau Bisex? Gawat. Ini diluar rencana Jaelin.

Jaelin dan Jimin kembali duduk, lalu ada pelayan yang membawa wine dan dua gelas tinggi langsing yang cantik. Jaelin menunggu sampai pelayan itu menuangkan wine pada gelas Jimin dan menuangkan air putih untuk Jaelin.
"Tolong beri kami sebotol cola." Kata Jimin pada Pelayannya. "Kau suka cola?"
Jaelin mengangguk, dia suka apapun kecuali kopi.

Pelayan itu pergi membawa botol sedang cola zero. Setelahnya, barulah Jaelin berbicara lagi. "Tadi itu kakakmu?"

"Bukan, dia temanku." Jawab Jimin.

"Dia sepertinya menyukaimu." Jaelin sengaja katakan ini sebagai pancingan agar Jimin katakan orientasi seksualnya.

"Haha, kami hanya sudah lama sekali tidak bertemu." Kata Jimin, "Lagipula, Baby."
Jaelin terharu, Jimin memanggilnya Baby!
"Aku lurus, dia juga lurus."

Jaelin senyum-senyum sendiri mendengar dia dipanggil Baby pertama kalinya oleh Jimin!
"Oh, hehe.." hanya itu jawaban Jaelin.

"Yoongi Hyung sudah menikah, dia sudah punya anak." Itu TMI Yoongi yang tidak Jaelin pedulikan.

"Bagaimana denganmu, Baby?"

Jaelin bingung, "Apanya, Daddy?"

"Orientasimu?"

"Tentu aku suka pria seperti Daddy." Jaelin memang harus begini, harus bisa menyenangkan hati Jimin. Tapi, jujur, dia memang suka Jimin karena tampan. Baru karena tampan dan ah mobilnya!

Jimin mengangguk, "Jadi, kau benar-benar mau melakukan ini bersamaku?"
Kening Jaelin berkerut. "Baby, kau tahu apa yang akan aku lakukan dalam hubungan ini kan? Kau tidak akan menyesalinya?"

Jaelin mengeleng dengan mantap, "Tidak. Memang aku yang mau melakukan ini bersamamu, Daddy."

"Kalau begitu, mari kita bicarakan finansialnya. Kau mau uang saku, berapa?"
Jimin begitu berhati-hati berbicara mengenai ini pada Jaelin. Takut anak itu tersinggung.

Sugar For Daddy || Park Jimin (JM) Fanfic AUWhere stories live. Discover now