👠 Menawarkan Jasa 👠

24K 5.2K 1K
                                    

Malam yerobun, pakabarnya?

Lama nggak nyapa, kangen nggak?

Kalau iya, boleh dong absen disini!!

Gue kangen banget nulis kayak dulu huhuw

Selamat membaca!

Gaudi tidak menyangka bocah itu akan membiarkan dirinya masuk meski dengan cara yang bisa dibilang kurang ajar, beraninya bocah itu mengatainya orang yang sudah tua disaat dia baru berulang tahun yang ke-30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gaudi tidak menyangka bocah itu akan membiarkan dirinya masuk meski dengan cara yang bisa dibilang kurang ajar, beraninya bocah itu mengatainya orang yang sudah tua disaat dia baru berulang tahun yang ke-30.

Rentan penyakitan katanya?! Dia nggak tahu saja kalau Gaudi sanggup menerjang badai dan gelombang kehidupan.

Gaudi yang menarik kopernya langsung berhenti saat bocah itu berhenti juga kemudian menoleh ke arahnya dengan mata yang memicing.

"Ngomong-ngomong Mbak namanya siapa ya? Nggak mungkin dong saya manggil-manggil Mbak terus tanpa tahu nama."

"Saya Gaudi, kamu?" Gaudi mengulurkan tangannya, bersikap ramah, anggap saja memberi contoh kesopanan bocah ingusan yang berdiri di depannya ini.

"Oh Gaudi? Kayak nama-nama orang tempo dulu ya," celetukan bocah itu sedikit membuat Gaudi malu.

Namun alih-alih menyambut tangannya, kedua tangan bocah itu hanya terus berada di dalam saku celana pendeknya. Di saat itulah Gaudi mulai merasa tengsin dan pelan -pelan menurunkan kembali tangannya.

Ck, selain kurang ajar, bocah ini juga sombong! Batin Gaudi.

Namun ia cukup terkejut ketika tangannya tiba-tiba digenggam oleh bocah itu sebelum ia sempat menurunkannya kembali.

"Egin, Mbak." bukan cuma menjabat tangannya, ia juga menggoyang-goyangkan tangan Gaudi layaknya bocah pada umumnya.

Gaudi segera melepaskan tangannya dari bocah tadi.

Oh jadi namanya Egin?

Egin memasukkan kembali tangannya ke saku celananya. "Oh ya Mbak bisa tidur di kamar yang satunya malam ini, besok pagi-"

"Besok pagi saya akan langsung pergi sebelum kamu bangun, tenang saja, saya cukup tahu diri," Gaudi menyela sebelum Egin selesai bicara.

Egin berekspresi bingung. Belum juga selesai bicara sudah dipotong saja.

"Terserah Mbak sih kalau gitu, tadinya saya mau ngomong, besok pagi kalau Mbak bangun duluan bikinin saya susu coklat anget sama roti bakar kalau ada," ujar Egin sebelum menutup pintu kamarnya.

My "Minyak Telon" Hubby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang