STORY 16
Sudah jatuh, tertimpa buah durian juga, mungkin itu pepatah yang tepat untuk Gaudi.
Tepat dimalam ulang tahunnya yang ke-30 tahun, ia bukannya dilamar malah mendapat surat undangan pernikahan dari pria yang selama tujuh tahun ini dicintain...
Makasih ya yang masih setia nungguin, oh ya makasih juga buat yang ikutan beli novel Mas Jul Mimin 🤗💕
Boleh dong absen disini, mana nih pembaca setia Egin Gaudi?
Berikan banyak cinta untuk cerita ini 💕💕
EGINCAMBEK
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bau minyak telon?" Egin yang tak percaya, menciumi ketiaknya. "Perasaan nggak bau minyak telon tuh."
Baru sekali ini ada yang bilang ia bau minyak telon, padahal Egin terakhir kali pakai minyak telon pas lagi masuk angin dua bulan yang lalu.
"Itu cuma kiasan, maksud saya kamu itu masih terlalu 'bayi' untuk jadi seorang suami," Gaudi memperjelas tapi Egin makin merasa tersinggung.
"Masih terlalu bayi gimana? Jangan suka ngebayi-bayiin orang Mbak, bayi-bayi gitu udah bisa bikin bayi juga!"
"Pantas aja banyak orangtua yang gagal ya karena anak-anak muda kayak kamu gini gak pikir panjang sebelum menikah, dikira nikah itu gampang apa? Ckck still a young boy!" Gaudi geleng-geleng kepala.
"Lah yang bilang nikah gampang siapa Mbak? Saya ngajakin Mbak nikah juga bukan buat jadi orangtua kok," Egin agak nyolot.
"Lalu? Menikah bukan untuk hubungan serius itu untuk apa? Main-main kayak bikin rumah-rumahan ada yang jadi ibu, ayah dan boneka yang jadi anaknya?" Gaudi nggak kalah nyolotnya.
Keduanya berdiri saling nyolot, teguh dengan pendirian masing-masing. Egin tidak menyangka akan mendapat penolakan, ia pikir Gaudi akan menerima tawarannya. Rupanya wanita ini tidak segampangan yang ia pikir.
Gaudi tersenyum meremehkan Egin. "Memangnya kerjaan kamu apa sampai berani ngajak anak orang nikah? Udah mapan belum kamu? Sudah punya kesiapan mental dan finansial?" Gaudi sengaja menyudutkan Egin agar bocah itu sadar.
