Bab XXVII

6.1K 597 85
                                    

"Sudah berapa kali mama bilang mama hanya menginginkan yang terbaik untuk mu, Jaemin. Emily, gadis yang tepat untuk menggantikan mendiang istri mu itu!!"

"Yakin masih gadis te?" Lucas refleks menutup mulutnya dengan telapak tangan nya saat ibu Jaemin melotot padanya.

"Aku bukan anak muda yang harus dijodohkan seperti ini, aku tahu yang terbaik untuk ku" Jaemin berucap datar yang membuat wajah mamanya itu merah padam.

"Ini semua pasti karena pengaruh si Jisung itu sehingga kau berani melawan mama!!"

"Ini tidak ada hubungannya dengan Jisung, ma"

"Mama tidak peduli. Kau tetap harus menikah dengan Emily!!" perempuan paruh baya itu melangkah pergi dari ruang kantor Jaemin.

Lucas dan Hendery yang menyaksikan perdebatan ibu dan anak itu merasa tidak enak dengan Jaemin. Keduanya memperhatikan Jaemin yang tengah frustasi. Jaemin menyandarkan punggungnya di sofa dan memejamkan matanya untuk menenangkan dirinya sendiri.

"Tante Bora tidak seharusnya memaksa jika kau memang tidak mau" Lucas berucap pada Jaemin dan diangguki setuju oleh Hendery.

"Jadi yang kau maksud barusan itu Jisung, Jaem?" Hendery bertanya dan dijawab anggukan kepala oleh Jaemin.

Hati Hendery merasa tercubit saat tahu ia dan sepupunya menyukai orang yang sama. Tetapi jika itu membuat Jaemin bahagia maka Hendery akan mengalah untuk Jaemin.

"Emm...sekarang aku mengerti. Jadi pengasuh si kembar namanya Jisung? Padahal tadi Hendery mengatakan padaku kalau ia juga menyukai Jisung" ucap Lucas yang membuat Hendery melebarkan matanya bahkan Jaemin membuka matanya saat mendengar ucapan Lucas.

"Benarkah?"

"Yeah, tapi jika kau bahagia dengan Jisung, aku akan melepaskannya untuk mu. Aku yakin dia akan merasa beruntung dicintai oleh orang seperti mu" ucap Hendery tulus.

Jaemin tersenyum tipis pada Hendery. Walaupun terkadang ia kesal karena Hendery membuat otak polos anak bungsunya itu tercemar dengan ajaran mesum nya tapi Hendery adalah orang yang selalu berkorban untuk nya.

"Hendery, baik sekali. Sungguh kasihan sahabat ku ini, belum mengungkapkan perasaan sudah jadi sad boy saja. Tapi kalau aku jadi Jisung, aku juga akan memilih Jaemin" Lucas tertawa di akhir kalimat nya yang membuat Hendery kesal padanya.

"Sesama jomblo tidak perlu saling mengejek. Kalau tidak ada lelaki manis yang bisa ku dapatkan untuk mengganti Jisung maka akan ku buat kau menjadi bottom ku" Hendery menyeringai.

Seketika tawa Lucas terhenti. Ia melemparkan bantal sofa yang dipegangnya ke arah Hendery namun tidak kena. Hendery menjulurkan lidahnya, mengejek Lucas yang membuat Lucas kesal.

"Kau yang harus jadi bottom ku" Lucas berucap yang direspon gelengan kepala oleh Hendery.

"Kau"

"Tidak, kau"

"Kau!"

"Tidak mau, harus kau!"

Jaemin menghela napas panjang mendengar perdebatan Lucas dan Hendery. Bibirnya melengkung membentuk senyuman lebar, setidaknya dengan keberadaan Lucas dan Hendery sekarang dapat membuatnya merasa terhibur.







Jisung melangkahkan kakinya menuju meja dimana Ningning dan Chenle tengah duduk disana dan melambaikan tangan mereka untuk memanggil Jisung.

Chenle dan Ningning saling berpandangan bingung saat melihat wajah sendu Jisung, seolah-olah sahabat mereka itu baru saja mengalami masalah yang berat. Jisung menjatuhkan kepalanya diatas meja membuat Chenle dan Ningning semakin kebingungan.

"Ada masalah apa Jie? Ceritakan pada kami. Berhubung kau akan menjadi calon tante kami maka biarkan dua keponakan mu ini membantu mu" ucap Ningning yang kemudian membuat Jisung menegakkan kepalanya dan menatap datar Ningning.

"Apa karena tidak ngewe sama om Jaemin makanya kau kehilangan semangat hidup mu?" pertanyaan Chenle membuat ekspresi Jisung semakin gelap.

Jisung menghembuskan napasnya kasar sedikit tidak mengerti dengan jalan pikir kedua sepupu ini. Bukannya membantu Jisung keluar dari masalah malah semakin menambah beban pikiran Jisung saja.

"Papa ku menemui ku kemarin malam dan memaksa ku untuk menikah dengan Woojin"

Brakk!

"DIHHH! TIDAK BOLEH POKOKNYA JISUNG HARUS HMPHHH-" ucapan Ningning terpotong karena Chenle lebih dulu membekap mulutnya dan membawa Ningning untuk duduk kembali.

Berkat Ningning yang memukul meja dengan keras itu berhasil menarik perhatian seisi kantin. Jisung dan Chenle membungkuk untuk meminta maaf pada orang-orang disekitar mereka sedang si pelaku menunjukkan wajah kesalnya dan menyuap makanannya rakus.

"Kau tidak boleh menikah dengan orang lain, Jie. Seenaknya saja mereka mau mengambil calon tante ku" ucap Ningning kesal.

"Hal yang wajar lah Ning, mereka 'kan orang tua Jisung"

"TETAP TIDAK BISA CHENLE, JISUNG 'KAN SUDAH NGEW--" Ningning menjeda ucapannya sebentar saat tersadar ia hampir keceplosan yang membuat perhatian orang-orang terarah padanya.

"JISUNG 'KAN SUDAH NGEWOAH DENGAN OM JAEMIN. JISUNG TIDAK BOLEH BERHENTI UNTUK LOMBA DANCE WOAH ITU" sambung Ningning lagi.

Jisung dan Chenle menghela napas lega saat Ningning berhasil mengatasinya sendiri. Orang-orang pun kembali fokus dengan urusan mereka sendiri. Chenle memukul lengan Ningning, setengah kesal pada mulut bar-bar sepupunya itu yang membuat Jisung hampir malu.

"Jie, kau masih aman? Apa ada tanda-tanda yang aneh atau semacamnya?" Chenle bertanya.

"Tanda-tanda seperti apa?"

"Tanda-tanda hamil" ucap Ningning to the point yang membuat Jisung membulatkan matanya.

"Iya, bukankah om Jaemin menanamnya di dalam?"

"Soal itu..."

"Jangan malu-malu, Jie" ucap Ningning saat melihat wajah Jisung yang memerah.

"Aku meminum obat untuk mencegah hal seperti itu terjadi. Aku masih kuliah, aku tidak ingin terburu-buru"

Chenle dan Ningning menggeleng kepala mereka bersamaan. Pantas saja mereka heran Jisung tidak menunjukkan gejala apapun padahal mereka sudah membeli perlengkapan bayi untuk dihadiahkan pada Jisung.

"Berapa kali kalian sudah melakukan itu?"

Jisung mengangkat jari kelingkingnya sebagai jawaban atas pertanyaan Chenle.

"Saran ku sih Jie kalau bisa 1 Minggu tuh 7 kali" saran Chenle.

"Astaga Chenle, Jisung itu bayi besar kita, masa 1 minggu 7 kali. Jie, jangan dengarkan saran Chenle dengar saran ku kalau bisa 1 Minggu tuh 14 kali biar ena" ucap Ningning dengan ekspresi wajah serius sebelum kemudian mendapatkan geplakan sayang dari Chenle.

"Ternyata kau lebih sesat dari ku" ucap Chenle yang membuat Ningning tertawa kecil.

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Jalani apa yang diinginkan hatimu, Jie" Chenle tersenyum.

"Kalau menurut pendapat kalian?"

Chenle dan Ningning saling bertukar pandang sebelum saling melempar senyum misterius satu sama lain. Jisung menatap kedua sahabatnya itu curiga dan tidak lama kemudian ia menjatuhkan rahangnya saat mendengar jawaban Ningning.

"Jika sebuah hubungan tidak direstui tidak ada salahnya menghadirkan buntelan lemak lucu di dalam perut mu"

Deg!

"Ning"

"Why baby?"

"kurasa kau perlu periksa otak mu secepatnya" ucap Jisung polos yang membuat Chenle meledakkan tawanya.






TBC.

See you...

OM DUDA 🔞Where stories live. Discover now